SOLOPOS.COM - Logo BRIN. (Dok Solopos.com)

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengimbau publik tidak terpancing informasi yang beredar terkait komentar berbau provokatif dan ancaman pembunuhan kepada warga Muhammadiyah yang disampaikan peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin, di media sosial (medsos).

Laksana pun mengaku sangat menyayangkan komentar itu dan segera melakukan pengecekan terhadap internal BRIN. “Sangat disayangkan, perbedaan ini memicu isu yang kurang produktif dan disinyalir terkait dengan salah satu sivitas BRIN,” ujar Handoko dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/4/2023).

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Handoko menjelaskan jika penulis komentar itu dipastikan aparatur sipil negara BRIN, maka sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN. Setelah itu akan dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021.

Saat ini, tangkapan layar komentar pakar astronomi BRIN itu kian merebak setelah konten yang serupa juga diperbincangkan melalui platform media sosial Twitter. Bahkan, isu ini telah masuk tren di Indonesia.

Dalam komentar viral pada media sosial tersebut, Andi Pangeran Hasanuddin meluapkan kemarahannya kepada Muhammadiyah atas penetapan Idulfitri 1 Syawal 1444 Hijriah pada 21 April 2023.

Dia menyebut organisasi masyarakat itu telah disusupi oleh Hizbut Tahrir dan mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah.

Bahkan, Andi Panegrang Hasanuddin yang merupakan peneliti BRIN mengaku tidak takut bila komentarnya itu dilaporkan dan siap dipenjara terkait ancaman pasal pembunuhan. “Saya capek lihat pergaduhan kalian,” tulis Hasanuddin.

Melalui surat pernyataannya, AP Hasanuddin mengaku komentar itu dibuat secara sadar yang dilandasi rasa emosi dan ketidakbijaksaan saat melihat akun media sosial rekan penelitinya, Thomas Jamaluddin, yang diserang oleh sebagian besar warga Muhammadiyah yang tidak terima atas unggahan pada akun tersebut.

Sebelumnya, Thomas menuliskan jika keputusan Muhammadiyah tentang penentuan tanggal Idulfitri 1444 Hijriah yang berbeda dengan pemerintah. Thomas menilai Muhammadiyah sudah tidak taat kepada pemerintah.

Pernyataan Thomas itu kemudian menuai komentar dari berbagai pihak, hingga akhirnya Andi pun turut berkomentar yang berbau ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya