SOLOPOS.COM - Logo Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). (Ist)

Penelitian Mahasiswa UNY kali ini memanfaatkan roti kedaluwarsa menjadi bros.

Harianjogja.com, SLEMAN-Kelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengolah roti kedaluwarsa menjadi bros yang ramah lingkungan, dan memiliki nilai ekonomi.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Bros itu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk lain yang sejenis,” kata koordinator kelompok Sarah Sekar Langit, Minggu (22/3/2015).

Beberapa keunggulan itu di antaranya mudah mengikuti mode yang sedang berkembang di masyarakat, sehingga lebih up to date, tahan lama, dapat ditambahkan aroma, dan harga murah.

“Keunggulan lainnya adalah bros dari roti kedaluwarsa tersebut merupakan produk ‘go green’ yang ramah
lingkungan,” katanya.

Menurut dia, untuk mengolah roti kedaluwarsa menjadi bros digunakan seni pengolahan roti menjadi clay yang disebut dengan nendo. Nendo berasal dari Jepang dan dibawa langsung ke Indonesia.

Selama ini, kata dia, nendo hanya sebagai pajangan bernilai artistik tetapi kurang memiliki nilai guna. Padahal nendo dapat diubah menjadi bros.

“Selain murah dan memiliki nilai kegunaan, bros dari nendo juga ramah lingkungan tidak seperti plastik atau besi yang selama ini digunakan untuk pembuatan bros,” katanya.

Ia mengatakan untuk membuat bros dari limbah roti itu digunakan bahan baku antara lain roti kedaluwarsa, lem kayu, natrium benzoat, peniti, dan cat semprot bening. Bahan tambahannya adalah pewarna makanan, zat aromatik, dan lem tebak.

Cara membuatnya adalah roti kedaluwarsa diambil bagian dalamnya saja tanpa kulit dan dihancurkan. Kemudian ditambahkan natrium benzoat dan zat aromatik (vanili, kayu manis atau cengkeh dalam bentuk cair) dan diuleni sampai kalis.

Menurut dia, jika adonan bros sudah kalis kemudian dibagi menjadi beberapa bagian dan ditambahkan pewarna makanan yang berbeda-beda pada tiap-tiap bagian. Selanjutnya dicampur sampai rata, dibentuk, dan dicetak sesuai selera.

“Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama dua hari. Setelah kering disemprot dengan cat semprot bening dan dikeringkan kembali selama satu hari, dan bros siap digunakan,” katanya.

Anggota kelompok mahasiswa UNY itu antara lain Zulfatin Rahmahani, Ari Wahyu Martina, Surya Jatmika, dan Diah Intan Kusuma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya