SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pendidikan tinggi Indonesia terus ditingkatkan, salah satunya sertifikasi dosen.

Solopos.com, JOGJA – Setidaknya 1.580 dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dinyatakan tak lulus program sertifikasi dosen tahap pertama yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Jumlah dosen yang mengikuti sertifikasi dosen tahap pertama sebanyak 4.512 dosen. Sedangkan kuota sertifikasi untuk tahun ini hanya 10.000 dosen,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, Minggu (14/8/2016).

Tahap pertama jumlah dosen yang lolos sertifikasi di tahap pertama sebanyak 2.932 orang.

Penyebab utama banyak dosen yang tak lulus sertifikasi dosen adalah rendah nilai gabungan dan deskripsi diri. “Sebagian besar para dosen menulis deskripsi diri mereka mencontek atau copy paste dari dosen yang telah lulus sertifikasi,” lanjutnya.

Ghufron seperti dikabarkan Antara, Minggu, memperkirakan para dosen yang tidak lulus itu mencontek deskripsi diri dari dosen yang telah lulus sertifikasi dengan harapan bisa lulus juga. Padahal tim sertifikasi memberi perhatian lebih pada keaslian deskripsi diri tersebut.

“Dosen kita itu lihat ada yang lulus langsung mencontek. Padahal itu harus dihindari dan diperingatkan. Menurut saya, besok di situsnya harus diperingatkan kalau copas dijamin tak lulus,” kata dia lagi.

Banyak dosen yang tak lulus sertifikasi tersebut, lanjut dia, merugikan keuangan negara karena pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp800.000 untuk tiap dosen yang melaksanakan uji kompetensi/sertifikasi itu.

“Ini sangat merugikan, kami akan memikirkan bagaimana mekanismenya agar para dosen yang tak lulus ini bisa lulus. Tentunya harus melalui serangkaian tes lagi,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu pula.

Seorang Tim Data Sertifikasi Dosen Nasional Sugianto mengatakan sebagian besar penyebab ketidaklulusan dikarenakan copas.

“Deskripsi diri merupakan tulisan mengenai diri dosen itu, ke depannya dia seperti apa. Tulisannya naratif,” ujar Sugianto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya