SOLOPOS.COM - Rektor UNS, Ravik Karsidi (kiri), dan Rektor Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia, Dato Zakaria Kasa, menandatangani MoU antara UNS dengan UPSI tentang kolaborasi riset, pertukaran dosen dan mahasiswa, penyelenggaraan konferensi dan publikasi internasional, pada acara ICTTE FKIP UNS di D’wangsa, Lorin Hotel, Karanganyar, Kamis (5/11/2015). (Eni Widiastuti/JIBI/Solopos)

Pendidikan tinggi di Tanah Air didorong memiliki kualitas yang mendunia.

Solopos.com, KARANGANYAR – Sebanyak 20 perguruan tinggi (PT) di Indonesia didorong menjadi world class university. Sedikitnya 10 PT diharapkan menjadi lembaga pendidikan yang kuat di bidang penelitian.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristek, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan Kemenristek terus berupaya agar sumber daya bangsa ini memiliki daya saing tinggi.

Ia menilai selama ini tingkat kompetensi sumber daya asal Indonesia belum terlalu menggembirakan. Oleh karena itu bangsa ini harus memiliki terobosan agar mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter, berintegritas, memiliki daya saing tinggi.

“Tanpa terobosan itu, Indonesia hanya akan menjadi negara konsumen, objek dari pasar,” ujarnya saat jumpa pers di sela-sela acara International Conference on Teacher Training and Education (ICTTE) FKIP UNS 2015 di D’Wangsa, Lorin Hotel, Karanganyar, Kamis (5/11/2015).

Berbagai terobosan yang harus dilakukan pemerintah, ungkapnya, yaitu bagaimana meningkatkan kualitas proses pendidikan dan hasil pendidikan.

Tujuannya agar ulusan perguruan tinggi harus kompeten, profesional. Oleh karena itu Kemenristek berusaha membuat strategi dan kebijakan agar perguruan tinggi memiliki lulusan berdaya saing tinggi.

Kebijakan tersebut, lanjutnya, antara lain adanya keinginan untuk meningkatkan status kelembagaan di Indonesia. Misalnya status universitas sebagai Perguruan Tinggi Negeri badan Hukum (PTN BH) diperbanyak. Kemenristek juga berharap 10-20 perguruan tinggi akan menjadi world class university.

“Semua itu bisa tercapai jika iklim penelitian di perguruan tinggi berjalan baik,” katanya.

Kebijakan lainnya, kata Ali, yaitu bagaimana kualitas relevansi antara apa yang terjadi di perguruan tinggi, seperti penelitian, inovasi, dan lainnya bisa sejalan dengan dunia industri.

Oleh karena itu peran universitas di Indonesia akan diperluas. Jika dahulu peran perguruan tinggi hanya sebatas proses pendidikan, meluas di bidang riset, lalu sebagai berperan dalam transfer budaya teknologi, sekarang lebih luas lagi sebagai part of economic development.

Universitas harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang mudah terserap di dunia industri dan berperan dalam pembangunan.

“Kita harus optimistis suatu saat Indonesia akan menjadi eksportir para profesional agar kita tak sekadar menjadi pasar,” jelasnya.

Terkait penyelenggaraan ICTTE, Dekan FKIP UNS, Joko Nurkamto, mengungkapkan konferensi dihadiri sekitar 300 orang dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Jepang.

“Ini konferensi internasional pertama yang diadakan FKIP. Harapannya ke depan akan menjadi agenda rutin,” kata dia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya