SOLOPOS.COM - Upacara perdana siswa baru SMP Negeri 24 Solo, Kamis (9/7/2015). (Dok/JIBI/Solopos)

Pendidikan Solo ini terkait sorotan dari DPKS yang berharap program 5 hari sekolah tak dipaksakan.

Solopos.com, SOLO – Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS) mengharapkan kegiatan belajar mengajar dengan sistem lima hari sekolah tidak dipaksakan penerapannya wajib untuk semua sekolah.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

“DPKS juga sepakat dan merekomendasikan agar Solo menunda penerapan lima hari sekolah karena rata-rata sekolah belum siap untuk mengubah sistem yang ada sekarang [enam hari sekolah],” ujar Ketua DPKS, Joko Riyanto, ketika ditemui wartawan di kantornya, Senin (31/8/2015).

Hal itu diungkapkan Joko menyikapi rencana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menguji coba penerapan lima hari sekolah untuk jenjang SD dan SMP tahun depan.

Sebagaimana diketahui, lima hari sekolah juga telah diujicobakan untuk jenjang SMA, SMK, dan sekolah luar biasa (SLB) di wilayah Jawa Tengah tahun ini. Namun Kota Solo adalah satu dari empat kota atau kabupaten di Jawa Tengah yang memilih menunda kebijakan tersebut.

Joko menjelaskan ditundanya lima hari sekolah karena dinilai saat ini belum efektif.

“Misalnya orang tuanya pegawai negeri, untuk Sabtu memang libur. Tapi kalau orang tua yang bekerja di sektor swasta, dan ini justru lebih banyak jumlahnya, Sabtu masuk kerja, tentu tidak bisa libur untuk bersama anak-anaknya. Inilah yang tidak efektif,” tegasnya.

Rencana lima hari sekolah tahun depan untuk jenjang SD dan SMP, menurut Joko, hal itu sah-sah saja. Namun pihaknya mengingatkan bahwa penerapan uji coba semestinya dilaksanakan secara serentak.

“Jangan hanya diuji coba pada sekolah yang mau saja. Dengan kata lain, sekolah yang tidak mau menerapkan ya sudah tidak apa-apa. Karena kalau begitu, maka akan memberikan dampak kurang baik bagi pendidikan di daerah,” terangnya.

Kendati demikian, Joko menghargai kebijakan Pemprov Jateng yang sampai saat ini masih menerapkan sistem lima hari sekolah sebagai imbauan.

Ditemui terpisah sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Nur Hadi Amiyanto, menjelaskan penerapan lima hari sekolah merupakan salah satu upaya untuk menyamakan sistem pendidikan dengan negara maju lain.

“Seperti halnya pengunduran tahun ajaran baru tahun 1968 lalu yang disesuaikan dengan kajian para pakar pendidikan dunia. Kemudian untuk lima hari sekolah disesuaikan dengan negara lain di dunia,” kata dia.

Menurut Nur Hadi, saat ini satu-satunya negara yang menerapkan enam hari sekolah hanya di Indonesia.

“Dan Gubernur [Ganjar Pranowo] juga melihat bahwa anak sukses bukan semata dari sekolah. Mereka juga perlu mendapatkan pembelajaran di luar sekolah khususnya di tengah masyarakat yang harapannya dapat diterapkan Sabtu tersebut,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya