SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar.(JIBI/Solopos/Antara)

Pendidikan Solo mengupas rencana penerapan lima hari sekolah untuk SD dan SMP.

Solopos.com, SOLO – Sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Solo diminta bersiap-siap menerapkan konsep lima hari sekolah. Hal itu menyusul adanya rencana penerapan Fullday School atau sekolah sehari penuh oleh pemerintah pusat.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

“Hal itu sudah saya sampaikan ke sekolah-sekolah, SD dan SMP agar bersiap-siap,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Etty Retnowati, ketika dimintai konfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Jumat (3/2/2017).

Namun untuk kepastian penerapannya, Etty mengatakan masih menunggu peraturan tertulis oleh pemerintah pusat. Menurut informasi yang dia terima saat mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pendidikan belum lama ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) sudah memastikan penerapan konsep sekolah sehari penuh tersebut.

“Kalau tidak 2017 ya 2018 mulainya. Tapi kami belum tahu pastinya karena peraturan tertulisnya belum. Tapi sudah kami imbau agar sekolah bersiap-siap,” jelasnya.

Dengan konsep sekolah sehari penuh, dalam sepekan kegiatan belajar mengajar berlangsung Senin hingga Jumat, sedangkan Sabtu libur.

“Konsep tersebut sudah diterapkan di sekolah-sekolah di Jakarta. Kalau harapan pemerintah Sabtu itu bisa digunakan anak-anak dan orang tua untuk berkumpul bersama setelah, yang jelas tujuannya positif lah,” katanya.

Etty mengakui terkait kebijakan Mendikbud tersebut, persiapan yang dilakukan harus benar-benar matang. Persiapan yang diharapkan utamanya meliputi sarana dan prasarana di masing-masing sekolah. Terkait jam kerja guru, terutama guru pegawai negeri sipil (PNS), menurut Etty, tidak akan menjadi persoalan.

“Ya sesuai ketentuan guru kan mengajar 37,5 jam per pekan. Kalau di Solo itu sudah biasa ya memang kenyataannya rata-rata jam kerja guru juga delapan jam di sekolah,” tambah dia.

Sebab selain mengajar, Etty menegaskan, guru-uru juga memiliki kewajiban untuk membimbing serta melayani konsultasi siswa atau walimurid.

“Walaupun di sekolah guru-guru ada yang jatahnya mengajar tidak sampai sore, waktu di sekolah sampai sore itu bisa digunakan untuk evaluasi atau mempersiapkan materi pelajaran untuk siswa atau juga konsultasi,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya