SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Pencatutan nama Jokowi-JK tak segera dibahas di MKD. Aksi Golkar membongkar wakilnya di MKD membuat JK berang.

Solopos.com, JAKARTA — Perombakan komposisi anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) oleh Fraksi Partai Golkar saat menangani kasus dugaan pelanggaran etik Ketua DPR Setya Novanto menuai reaksi keras dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

JK menilai kasus dugaan pencatutan nama Jokowi-JK oleh Setya Novanto dalam negosiasi kontrak Freeport Indonesia bisa menjadi skandal terbesar dalam sejarah Indonesia. Pasalnya, tindak korupsi itu melibatkan dua pucuk pimpinan tertinggi negara yang seakan-akan memeras perusahaan tambang dengan investasi terbesar pula.

“Zaman [Presiden] Soeharto juga tak pernah terjadi, diatur oleh Ketua DPR, itu semua tertinggi. Jadi skandal tertinggi juga jadi kan kalau terjadi, untung tidak terjadi,” ujarnya, Selasa(1/12/2015).

Kendati demikian, skandal besar tindak korupsi itu bisa dianggap benar-benar terjadi kalau MKD bungkam dan tak menangani kasus pelanggaran etik Setya Novanto dengan tegas. JK menyindir Partai Golkar yang telah mengganti jajaran anggotanya dalam MKD sebagai upaya penghentian kasus.

Menurut JK, jargon “Suara Golkar Suara Rakyat” tidak seharusnya digunakan lagi jika Partai Beringin itu tak menggenggam amanat rakyat untuk menindak tegas kasus korupsi. “Saya jamin Golkar tetap mengatakan suara Golkar suara rakyat. Jadi kalau Golkar menghentikan [kasus etik Setya di MKD] ini, berhenti pakai suara rakyat suara Golkar,” tuturnya.

Sebelumnya, Fraksi Partai Golkar di DPR merombak komposisi anggotanya di MKD. Hal itu dilakukan sejak MKD menangani kasus dugaan pelanggaran etik Ketua DPR Setya Novanto. Jabatan Wakil Ketua MKD yang sebelumnya diisi oleh Hardisoesilo, kini digantikan oleh rekan fraksi Kahar Muzakir.

Dua anggota Fraksi Golkar lainnya di MKD yang diganti adalah Dadang S. Muchtar dan Budi Supriyanti. Dadang digantikan oleh Ridwan Bae, dan Budi Supriyanti diganti oleh Adies Kadier. Hal itu ditetapkan berdasarkan Surat Fraksi Golkar Nomor SJ. 00643/FPG/DPRRI/XI/2015 perihal Pergantian Keanggotaan MKD dari FPG DPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya