SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan (JIBI/Solopos/Dok)

Pencabulan Wonogiri, seorang bocah laki-laki kelas VI SD diduga mencabuli teman-temannya.

Solopos.com, WONOGIRI — Bocah laki-laki kelas VI SD asal Baturetno, Wonogiri, Gd, 13, diduga kuat telah mencabuli sejumlah teman sesama jenisnya sejak kelas IV.  Salah satu orang tua korban yang menelusuri secara mandiri, As, mencatat jumlah korban Gd mencapai 25 anak, termasuk anaknya.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Menurut Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Wonogiri, berdasar data awal korban Gd terdeteksi sembilan anak. Kasus itu sudah diadukan orang tua dari dua korban ke Polsek Baturetno, akhir pekan lalu. Kasus itu sangat mengejutkan pemangku kepentingan terkait di Kabupaten Gaplek. Gd berperilaku menyimpang sejak usia 11 tahun.

Parahnya lagi Gd sama sekali tidak merasa bersalah karena kemungkinan tidak mengetahui perbuatannya tersebut tidak baik. Orang tua salah satu korban asal Baturetno, As, saat ditemui Solopos.com di kawasan kota Wonogiri, Rabu (5/4/2017), berharap ada pihak yang mendampingi anak laki-lakinya, Ci, untuk memulihkan kondisi psikologisnya.

Dia sangat khawatir Ci yang kini kelas IV SD berperilaku menyimpang di kemudian hari, meski saat ini dia belum menunjukkan tanda-tanda itu. Kekhawatirannya menguat mengingat Ci memiliki adik perempuan.

“Saya khawatir anak saya berperilaku seperti Gd. Karena ada korbannya Gd yang sekarang malah jadi pelaku. Kalau kondisi seperti ini dibiarkan bisa jadi rantai yang makin panjang. Bagaimana nasib anak-anak nanti?” kata lelaki itu.

Dia menceritakan Ci mengaku dicabuli Gd saat kelas II atau dua tahun lalu. Ci dan Gd merupakan teman sepermainan tetapi beda sekolahan. Dahulu As mengontrak di rumah orang tua Gd sehingga Ci dan Gd setiap hari bertemu.

As tak mengontrak rumah orang tua Gd lagi sejak beberapa waktu lalu. As curiga Ci menjadi korban Gd, Senin (3/4/2017), setelah mengetahui terkuaknya kasus Gd. Semula Ci tidak mengaku pernah diperlakukan tak senonoh oleh Gd meski ditanya baik-baik beberapa kali.

Suatu ketika Ci mengaku kepada neneknya bahwa ia pernah diperlakukan tak pantas oleh Gd hingga dua kali. Setelah sang nenek, yang merupakan mertua As, memberi tahu, As menanyakan langsung kepada Ci.

“Baru Senin lalu dia mengaku. Saya benar-benar shock lalu menelusuri korban lainnya. Saya menemukan korban lain dan juga saksi. Kalau saya hitung korban Gd ada 25 anak, ada yang teman satu sekolahan bahkan sekelas, adik kelas, ada juga yang dari sekolahan lain. Bahkan ada anak yang melihat aksi Gd. Kasus ini mengerikan sekali,” imbuh dia.

 

Kasatreskrim Polres Wonogiri, M. Kariri, telah menerima aduan kasus tersebut. Polisi telah meminta klarifikasi empat anak yang diduga menjadi korban dan satu saksi, yakni guru sekolah teradu dan korban. Saat dimintai klarifikasi, mereka mengaku pernah mendapat tindakan tak senonoh oleh Gd.

Walau demikian, keterangan itu belum bisa untuk menyimpulkan. Penyelidik sudah mengundang Gd untuk dimintai klarifikasi, secepatnya.

“Masih penyelidikan. Kalau nanti cukup bukti akan diterbitkan laporan dan bisa naik ke penyidikan. Untuk sekarang kami belum bisa menyimpulkan. Kami akan terus menyelidiki,” kata Kariri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya