SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, KARANGANYAR—Kasus pencabulan Karanganyar melibatkan tersangka bocah SDm berinisial Da. Psikolog dari Universitas Sebelas maret (UNS) Solo, Rin Widya Agustin, mengungkapkan ketika pelaku sudah mencabuli delapan temannya, ada kemungkinan si pelaku sudah punya kebutuhan seksual.

Oleh karena itu upaya yang dilakukan untuk menangani pelaku, yaitu mengupayakan agar kebutuhan seksnya tidak semakin besar, tapi semakin kecil.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Caranya dengan mendampingi pelaku untuk melakukan kegiatan positif lainnya. Misalnya dengan berolahraga atau melakukan aktivitas lainnya yang bisa mendatangkan kesenangan bagi pelaku.

“Kalau kebutuhan akan hal lainnya makin besar, kebutuhan anak akan seks berkurang. Walau bagaimanapun kebutuhan seks anak itu akan tetap ada, tapi upayakan agar fokus perhatian anak tidak ke masalah seks,” katanya, Senin (13/5/2014).

Dalam hal ini, ungkapnya, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberikan perhatian lebih kepada anak. Orang tua perlu membantu anak mengelola dirinya.

Bukan hanya pelaku, Rin Widya juga menekankan agar ada pendampingan intensif bagi para korban. Bagaimana tingkat trauma para korban, sangat tergantung bentuk kekerasan yang telah dilakukan pelaku. Oleh karena itu perlu pendampingan dari psikolog untuk menangani masalah trauma anak ini.

Pakar seksologi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi Solo, dr. Istar Yuliadi, mengungkapkan perlu digali lebih lanjut mengapa pelaku sampai melakukan kejahatan seksual itu. Menurutnya, seorang anak biasanya meniru apa yang ia lihat. 60% Perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh lingkungan.

Karena korbannya adalah anak laki-laki dan perempuan, ungkapnya, perlu digali lagi oleh ahli terkait, apakah anak itu mengalami disorientasi seksual atau tidak. Oleh karena itu harus ada pendampingan khusus dari ahli terkait bagi pelaku dan korban. Bukan hanya psikolog, tapi juga dokter anak untuk meneliti adakah kelainan klinis pada pelaku dan korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya