“Kita harus membasminya sebelum malaria menjadi tidak tertangani lagi dan kita melihat banyak kematian”
Harianjogja.com, BANGKOK-Penyakit malaria semakin menjadi ancaman setelah muncul dan menyebarnya super malaria di wilayah Asia Tenggara. Penanganannya pun berkejaran dengan waktu.
Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik
Kepala Unit Malaria, Tim Unit Penelitian Obat Tropis Oxford di Bangkok Profesor Arjen Dondorp mengatakan, ada dorongan untuk membasmi malaria di subwilayah Greater Mekong sebelum terlambat.
Baca juga : Waduh, Super Malaria Menyebar Cepat di Asia Tenggara
“Ini sebuah balapan melawan waktu. Kita harus membasminya sebelum malaria menjadi tidak tertangani lagi dan kita melihat banyak kematian. Sejujurnya, saya khawatir,” ungkap dia.
Michael Chew dari badan amal penelitian medis Wellcome Trust mengungkapkan, penyebaran dari ‘superbug’ malaria ini, yang resistan terhadap obat paling efektif yang dimiliki, mengkhawatirkan dan memiliki implikasi besar bagi kesehatan masyarakat secara global.
“Sekitar 700.000 orang meninggal per tahun karena infeksi yang tahan terhadap obat, termasuk malaria. Jika tidak ada yang dilakukan, angka ini bisa meningkat menjadi jutaan setiap tahun sampai 2050,” ujar dia.