SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Harianjogja.com, SLEMAN—Kasus penahanan ijazah milik siswa yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ibul Qoyyim, Kecamatan Berbah, akhirnya selesai. Setelah digelar mediasi, pihak sekolah bersedia menyerahkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) milik puluhan siswanya yang sempat ditahan. Pihak sekolah berkomitmen untuk menyerahkan SKHUN maksimal Jumat (4/7/2014). Kepastian diperoleh setelah adanya pertemuan antara Ombudsman Republik Indonesia (ORI)  perwakilan DIY, pihak sekolah dan Kanwil Kementerian Agama DIY, Rabu (2/7/2014) siang.

Dalam pertemuan tripartit itu, Kepala MTs Ibul Qoyyim datang bersama dua stafnya. Sayangnya, tidak satu pun dari ketiganya yang mau memberikan keterangan berkaitan dengan penahanan SKHUN itu. Kepala MTs hanya menyebut persoalan SKHUN telah selesai.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

“Sudah selesai. Tidak ada masalah lagi. Keterangannya langsung ke Ombudsman saja,” ucapnya.

Koordinator Pos Pengaduan PPDB ORI DIY, M Rifki Taufikurrahman memberi uraian, dalam pertemuan yang berlangsung  di Kantor Kanwil Kemenag DIY itu, pihak sekolah mengakui menahan SKHUN milik puluhan siswanya. Pihak sekolah beralasan, penahanan ijazah dilakukan karena jenjang pendidikan yang diterapkan adalah enam tahun.

“Karena ini pesantren, mereka berkilah jenjang pendidikannya nyambung, jadi MTs dilanjut ke MA [Madrasah Aliyah]. Padahal menurut Kementerian Agama, izin yang diajukan terpisah, sehingga semestinya tidak boleh ada penahanan SKHUN. Jika ini dilakukan, jelas sudah melanggar baik melanggar undang-undang maupun peraturan pemerintah,” kata Rifki, seusai pertemuan.

Lebih lanjut Rifki menjelaskan, sebagai jalan keluarnya, sekolah menyerahkan SKHUN untuk putri pelapor Ali Sodikin bernama Nadia Nala Izza, Rabu (2/7/2014) malam. Sedangkan untuk 45 siswa lainnya akan diserahkan paling lambat dua hari ke depan atau Jumat besok, atau paling tidak ada pengumuman tanggal SKHUN bisa diambil.

Untuk memastikan komitmen sekolah direalisasikan, ORI bersama Kanwil Kemenag agar terus memantau. Dengan begitu, siswa yang mengenyam pendidikan di MTs  itu benar-benar mendapatkan SKHUN sesuai yang dijanjikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya