SOLOPOS.COM - Wiranto (kedua kiri) didampingi istrinya, Rugaiya Usman Wiranto (kiri), dan Hary Tanoesoedibjo (kedua kanan) didampingi istrinya, Liliana Tanaja Tanoesoedibjo (kanan), saat dideklarasikan Partai Hanura sebagai capres dan cawapres, Selasa (2/7/2013) lalu. (JIBI/Solopos/Antara/M Agung Rajasa)

Solopos.com, JAKARTA — Persaingan antarpartai politik peserta pemilu meruncing menjelang Pemilu 2014. Sejumlah partai politik gencar beriklan di televisi. Kenyataannya survei menyebutkan bahwa tak semua iklan itu efektif. Sebaiknya, iklan itu mubazir kendati biaya penayangannya tentu tak murah.

Iklan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Hanura yang marak tayang di televisi misalnya, dinilai tidak mendorong popularitas kedua patyai itu dikenali oleh lebih banyak calon pemilih. Setidaknya demikianlah anggapan Peneliti Senior Founding Father House Dian Permata.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

“Dalam iklan PKPI dan Hanura yang ditunjukkan adalah sosoknya, man behind the gun-nya, bukan partainya sehingga publik ya hanya melihat sosok itu, bukan partainya,” kata Dian dalam paparan bertema Pengenalan Publik tentang Partai Politik: Bagaimana Kualitas Pileg 2014? di Jakarta, Rabu (29/1/2014).

Selain hanya menunjukkan sosok yang diusung partai, iklan-iklan tersebut juga sama sekali tidak mencantumkan nomor urut partai dalam Pemilu 2014. Padahal, menurut Dian, identifikasi nomor urut juga berpengaruh pada elektabilitas partai dan langkah menuju Senayan tahun ini.

Oleh sebab itu, dalam survei terbarunya, pihaknya menemukan bahwa hanya 7,75% dari 1.070 responden yang dapat menyebut nomor urut Partai Hanura, dan sebanyak 0,46% dapat menyebut nomor urut PKPI.

“Sayangnya pesan atau visualiasi yang disampaikan lebih mengedepankan tokohnya. Padahal, visualisasi konsep seperti itu cocoknya setelah pileg atau untuk pilpres,” ujarnya.

Hal sebaliknya terjadi pada Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga gencar berkampanye lewat iklan di televisi. Dalam survei yang sama, sebanyak 14,85% dari 1.070 responden dapat menyebutkan nomor urut Partai Gerindra dengan benar. Sementara itu, sekitar 19,81% dari 1.070 responden itu juga dapat menyebutkan dengan benar nomor urut PAN.

“Dalam kasus Gerindra, meski sosoknya dimajukan, mereka juga tidak lupa menyisipkan nomor dalam iklannya. Kalau di PAN, di dalam lirik lagu iklannya kerap disebut ‘delapan, delapan’ nomor urutnya, sehingga efektif,” katanya.

Survei itu dilaksanakan 18 Desember 2013 hingga 25 Januari 2014 di 34 provinsi dengan melibatkan 1.070 responden yang sudah memiliki hak pilih pada Pemilu 2014, kecuali anggota TNI dan Polri aktif. Pengambilan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan bantuan kuisioner. Tingkat kepercayaan survei itu 95% dan margin of error-nya kurang lebih 3%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya