SOLOPOS.COM - Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR Ahmad Basara membubuhkan tanda tangan disaksikan perwakilan PPP dan Koalisi Indonesia Hebat ketika melakukan penandatanganan bergabungnya PPP ke Koalisi Indonesia Hebat menjelang pemilihan Ketua MPR di Jakarta, Selasa (7/10/2014) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)

Solopos.com, JAKARTA — Rendahnya kualitas dan keterampilan berpolitik anggota Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dinilai menjadi alasan kekalahan koalisi yang digawangi oleh PDIP itu untuk bertarung dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR.

Ketua Setara Institute, Hendardi, mengatakan Koalisai Indonesia Hebat (KIH) terlalu percaya diri dengan adanya dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Padahal, dukungan PPP dan DPD itu belum teruji soliditasnya karena bukanlah mitra koalisi strategis seperti PKB, Partai Nasdem, dan Partai Hanura.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

“Ini pelajaran penting bagi KIH dan Jokowi-JK. Setelah mendapat dukungan dari PPP dan DPD, KIH juga sama bernafsunya untuk berkuasa seperti KMP. PDIP diam-diam menghendaki voting. Padahal, musyawarah mufakat seharusnya tetap menjadi pilihan yang diutamakan,” tuturnya, Rabu (8/10/2014), dikutip Antara.

Sealin itu, ada sikap gede rasa KIH dengan kemenangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014 sehingga melupakan konstituen, relawan dan masyarakat sipil dalam proses politik parlemen.

Pemilihan pimpinan MPR yang diadakan Rabu (8/10/2014) dini hari, berakhir dengan voting yang akhirnya menetapkan Zulkifli Hasan dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi ketua. Terdapat dua paket pilihan yang masing-masing diajukan KIH dan KMP.

Paket A yang diusung KIH terdiri atas Ketua Oesman Sapta Odang dari Kelompok DPD, dan empat wakil ketua yaitu Ahmad Basarah (Fraksi PDIP), Imam Nahrawi (Fraksi PKB), Patrice Rio Capella (Fraksi Partai NasDem) dan Hazrul Azhar (Fraksi PPP).

Adapun, paket B yang diusung KMP terdiri atas Ketua Zulkifli Hasan dengan wakil ketua yaitu Mahyudin (Fraksi Partai Golkar), E.E Mangindaan (Fraksi Partai Demokrat), Hidayat Nur Wahid (Fraksi PKS) dan Oesman Sapta Odang (Kelompok DPD).

Dalam pemungutan suara tersebut terdapat 678 suara dari total 680 anggota MPR yang tercatat hadir. Paket A yang diusung KIH mendapat 330 suara, sedangkan paket B yang diusung KMP mendapat 347 suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya