Solopos.com, JAKARTA – Paket pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) harus merepresentasikan seluruh kekuatan parlemen, baik itu kekuatan dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH), Koalisi Merah Putih (KMP), dan kelompok DPD.
Hal tersebut diungkap oleh pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ari Dwipayana. “Idealnya komposisi pimpinan MPR memang seperti itu mengingat tugas yang sangat strategis,” katanya, Selasa (7/10/2014).
Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024
Menurutnya, paket yang diusulkan oleh DPD merupakan hal yang bijak. “Paket pimpinan terdiri dari wakil DPD, KIH dan KMP. Jadi tidak ada dominasi kekuatan politik di dalam tubuh MPR. Dengan demikian, semua bisa diambil jalan tengah dengan musyawarah,” tambah dia.
Rapat pemilihan pimpinan MPR diskors oleh pemimpin sidang hingga pukul 13.30 WIB, untuk mengerucutkan kesepakatan dari kelompok DPD dan masing-masing fraksi. Sidang ditunda atas permintaan anggota dari KMP yang meminta ada usulan lain dari DPD selain Osman Sapta Odang.
Acara kemudian akan dilanjutkan dengan rapat gabungan bersama para perwakilan fraksi. “Kita skors dan lanjutkan dengan rapat gabungan pukul 13.30 WIB di KK 5,” kata pimpinan sidang, Maimanah Umar.
Rapat gabungan tersebut nantinya akan melibatkan masing-masing lima orang perwakilan fraksi dan sembilan orang dari DPD. Sebelumnya, sidang dipenuhi oleh interupsi dari hampir semua fraksi.