SOLOPOS.COM - Tersangka kasus pemerkosaan, RF, 14 dan TS, 17 diamankan di Mapolsek Banjarsari, Solo, Senin (21/1/2013). Keduanya memberi korban MVE, 14, pil penenang sebelum beraksi. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Tersangka kasus pemerkosaan, RF, 14 dan TS, 17 diamankan di Mapolsek Banjarsari, Solo, Senin (21/1/2013). Keduanya memberi korban MVE, 14, pil penenang sebelum beraksi. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Satu lagi kisah tragis yang dialami anak-anak negeri ini. Kasus pemerkosaan anak kian memprihatinkan, termasuk di Solo. Kamar di lantai II urutan kedua dari timur indekos di Jl Taruma Negara Dalam Kampung/Kelurahan Banyuanyar RT 001/RW 008, Banjarsari, Solo, menjadi saksi kebiadaban tiga lelaki terhadap MVE, 14, warga Banjarsari, Jumat (11/1/2013) pukul 01.00 WIB.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Penghuni kamar indekos, Gw alias Bl, 30, bersama dua pelajar SMP dan SMK yang kebetulan menginap di kamar indekos itu, RF, 14 dan TS, 17, tega memerkosa MVE, pelajar kelas VII SMP di Solo itu hingga lebih dari 10 kali.

Pintu indekos Gw tampak terkunci saat Solopos.com di lokasi, Selasa (22/1/2013) siang. Tetangga indekos yang menempati kamar tepat di bawah kamar Gw, Tami, 30, saat berincang dengan Solopos.com menginformasikan, Gw belum pernah pulang ke indekos setelah dinyatakan buron oleh polisi.

Pemilik indekos, Tunjung, warga Banyuanyar RT 002/RW 008, juga belum memberikan kamar itu kepada orang lain. Ia mengatakan, Gw merupakan warga Minapadi, Nusukan, Banjarsai Solo.

Ia pernah mengatakan kepada Tami bekerja di bengkel motor di Banyuanyar. Gw tinggal di indekos sekitar sebulan sebelum ada pemerkosaan itu.

Tami mengaku kerap melihat dua perempuan remaja yang yang ia duga pelajar SMP dan SMA datang ke kamar Gw. Tami menduga kedua pelajar itu menjadikan kamar Gw sebagai tempat membolos sekolah. Pasalnya, mereka datang di pagi hari selain Minggu.

“Dua remaja itu kerap datang mengenakan celana sangat pendek dan kaus ketat. Dalam sepekan mereka bisa datang lebih dari tiga kali. Saya pernah menegur Gw agar memperingatkan tamunya supaya tidak mengenakan pakaian minim. Kan enggak enak sama tetangga, ndak dikira yang bukan-bukan,” ucap Tami.

Tak hanya itu, Tami juga kerap mengetahui kedua remaja itu menginap di kamar Gw. Saat malam Tami mendengar suara tawa dan suara gaduh lainnya dari kamar Gw.

Tami pun pernah beberapa kali komplain kepada Gw atas kegaduhan itu. “Anak saya rewel dan enggak bisa tidur gara-gara di kamar Gw gaduh,” kata Tami.

Disampaikannya lebih lanjut, pernah suatu ketika ia masuk ke kamar Gw untuk mengambil pisau dan gunting miliknya yang dipinjam Gw. Saat berada di dalam kamar itu Tami melihat beberapa kondom di dalam kotak.

Tak jauh dari kondom itu ada beberapa botol bekas minuman keras (miras). Mendapati hal itu ia mengaku tak heran jika Gw terlibat dalam kasus pemerkosaan itu.

Sebelum kejadian itu terkuak, lanjut Tami, ia melihat beberapa remaja laki-laki datang ke kamar Gw dan menginap pula. Namun, ia tak mengetahui apakah kedua remaja itu adalah pemerkosa seperti yang diberitakan di koran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya