Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS
Kesepakatan itu ditandatangani dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (28/2/2013), yang dilakukan oleh sejumlah pejabat senior Thailand dan wakil dari kelompok militan Barisan Revolusi Nasional (BRN).Dokumen kesepakatan itu menjadi dasar bagi apa yang disebut sebagai proses dialog untuk perdamaian di wilayah provinsi-provinsi Thailand selatan yang berbatasan dengan Malaysia.
Selama ini pemerintah dan militer Thailand hanya melakukan kontak terbatas dengan berbagai kelompok militan yang aktif di wilayah selatan, namun belum pernah secara terbuka berunding dengan mereka. “Ini saat bersejarah,” kata Anthony Davis, analis lembaga konsultan IHS-Jane’s yang berbasis di Thailand. “Ini bukan sekadar pembicaraan biasa, melainkan semacam pengakuan resmi soal keberadaan kelompok oposisi bersenjata di Thailand selatan, dan tak ada titik mundur untuk itu,” tegasnya.
Malaysia yang sebelum ini berhasil menjadi mediator untuk proses perdamaian antara pemerintah Filipina dengan kelompok pemberontak di Filipina selatan Oktober silam kemungkinan akan terlibat aktif pula sebagai mediator dalam pembicaraan antara pemerintah Thailand dengan kelompok militan. Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra dan mitranya dari Malaysia, Najib Razak, bakal menggelar konferensi pers mengenai hal ini hari ini.
Pemerintah Thailand menyebut serangan-serangan yang selama ini terjadi di wilayah selatan diorganisasikan oleh BRN, pecahan kelompok militan Patani Malay National Revolutionary Front yang berdiri tahun 1960-an untuk memperjuangkan otonomi yang lebih besar.
“Kami akan melakukan segala upaya untuk memecahkan masalah ini. Kami serukan pada rakyat kami untuk bekerja sama memecahkan masalah ini,” ujar Hassan Taib, yang dalam dokumen kesepakatan perundingan disebut sebagai petugas penghubung BRN di Malaysia. Hassan juga disebut sebagai “tokoh senior kelompok separatis” dalam sebuah laporan lembaga kajian keamanan International Crisis Group Desember lalu.
Tercapainya kesepakatan perundingan ini memuncaki peningkatan kekerasan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Sepasukan militan menyerbu sebuah markas marinir Thailand 13 Februari lalu. Namun serbuan itu gagal dan 16 anggota militan tewas. Sebagai balasan kelompok militan melakukan sejumlah serangan dan peledakan bom.