SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Para korban terorisme bom Bali dan Jakarta mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap korban ledakan bom di Indonesia. Febby Firmansyah Isran, korban bom JW Marriott 2003 mengungkapkan hal ini di sela-sela diskusi “Mencegah Terorisme dengan Membangun Kepedulian dan Rasa Kemanusiaan”, di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (27/2).

“Selama ini, perhatian pemerintah bahkan jauh dari kurang dan tidak peduli. Hanya janji-janji saja. Yang paling peduli itu ya korban dan keluarganya sendiri. Kami bahu membahu,” tutur Febby.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Menurutnya, tragedi ledakan bom itu menyisakan luka mendalam bagi para korban dan keluarganya. Selain ada korban yang meninggal, ada pula yang cacat atau luka bakar dan harus dideritanya seumur hidup.

Tak sedikit dari para korban ini, terpaksa ‘mandek’ kegiatan ekonominya karena tidak bisa bekerja dalam kondisi cacat. Tak hanya itu, korban ledakan bom juga mengalami trauma dan gejolak jiwa.

“Kalau pemerintah itu, begitu (korban) keluar rumah sakit sudah dianggap sembuh. Padahal masih banyak di antara korban bom yang memerlukan bantuan fisik dan mental serta bimbingan untuk berkarya,” paparnya.

kompas/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya