SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Dahlan Iskan (JIBI/Bisnis/Wahyu Darmawan)

Menteri BUMN Dahlan Iskan (JIBI/Bisnis/Wahyu Darmawan)

JAKARTA — Pemerintah membentuk Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PPNPI) atau Perum Navigasi, BUMN baru mengatur sistem lalu lintas udara (Air Traffic Control/ATC) di Indonesia.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

“Pembentukan Perum Navigasi akan diresmikan pada Rabu, 16 Januari 2013,” kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, usai Rapat Pimpinan di Kantor Pusat PT Wijaya Karya (Persero), Jakarta, Selasa (8/1/2013).

Menurut Dahlan, dengan terbentuknya Perum Navigasi tersebut maka pengelolaan sistem navigasi penerbangan di Indonesia akan terintegrasi yang dialihkan dari sebelumnya dikelola PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.

Dahlan menjelaskan, pada acara peresmian pembentukan Perum Navigasi tersebut sekaligus juga diangkat Direktur Utama Ichwanul Idrus yang sebelumnya menjabat Direktur Navigasi Kementerian Perhubungan.

“Ichwanul kita nilai cocok memimpin Perum Navigasi selain karena sudah berpengalaman juga memiliki jiwa kepemimpinan. Kita anggap mampu memimpin BUMN Navigasi,” kata Dahlan.

Mengingat peran dan fungsi Perum Navigasi sangat besar, diutarakan Dahlan, maka Ichwan akan didampingi sebanyak 7 direksi lainnya. Meskipun Perum Navigasi ini berada di bawah Kementerian BUMN namun Kementerian Perhubungan juga turut melakukan supervisi.

Selama ini ATC di Indonesia dikelola oleh dua BUMN, yaitu PT Angkasa Pura I untuk wilayah Indonesia Timur dan PT Angkasa Pura II untuk wilayah Indonesia Barat.

Menurut Dahlan, dengan Perum Navigasi Indonesia maka sistem atau lalulintas udara akan menganut “single air trafic provider”, sehingga lebih terintegrasi guna meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang penerbangan.

Dengan begitu, tambah Dahlan, seluruh aset, sumber daya manusia pengelolaan ATC yang selama ini ada di Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II dialihkan ke BUMN Navigasi tersebut.

“Dengan terbentuknya BUMN baru ini diharapkan Indonesia akan siap mengambil alih seluruh pengelolaan sistem layanan penerbangan terintegrasi di Indonesia dalam 1-2 tahun mendatang,” ujar Dahlan.

Ditambahkannya selama ini kontrol udara ada di pengawasan Singapura, karena di masa lalu menyerahkan pengawasan udara Indonesia kepada negara lain karena belum mampu mengontrolnya sendiri.

Dengan terbentuknya Perum Navigasi ini, diharapkan dapat meningkatkan lalu lintas penerbangan khususnya di Bandara Cengkareng dari saat ini sekitar 1.200 menjadi sekitar 2.400 penerbangan per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya