SOLOPOS.COM - Mantan Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) saat prosesi Pengukuhan Guru Besar di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/1/2022). Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) ditetapkan sebagai Profesor Kehormatan atau Guru Besar Tidak Tetap Ilmu Pertahanan Bidang Kedokteran Militer, Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU

Solopos.com, JAKARTA–Pemecatan secara permanen Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menuai kritik, termasuk dari anggota DPR. Mereka menilai putusan rekomendasi pemecatan dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI terhadap Terawan menjadi preseden buruk.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai putusan rekomendasi MKEK IDI yang memberhentikan Terawan berbahaya bagi masa depan dunia kedokteran di Indonesia.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Kenapa putusan ini berbahaya? Terus terang dengan adanya rekomendasi MKEK ini, saya khawatir akan menjadi yurisprudensi bagi masalah serupa di masa yang akan datang sehingga menyebabkan dokter-dokter kita takut untuk mencoba dan berinovasi dengan berbagai riset-risetnya,” kata Sufmi Dasco melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (27/3).

Baca Juga: Duduk Perkara Pemecatan Mantan Menkes Terawan

Idealnya, lanjut Dasco, sebagai sebuah organisasi profesi yang diberikan kewenangan cukup luas oleh UU Praktik Kedokteran, seharusnya IDI bisa lebih mengayomi dan membina para anggotanya serta terbuka dengan berbagai inovasi dan kebaruan di bidang kesehatan, farmasi dan kedokteran.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra ini meminta kepada Kementerian Kesehatan untuk mengkaji rekomendasi yang dikeluarkan oleh MKEK IDI tersebut, terutama dari aspek hukum dan peraturan perundang-undangan.

“Saya tegaskan bahwa ini bukan hanya soal Pak Terawan ya. Tetapi ini tentang masa depan dunia kedokteran kita, masa depan dunia farmasi kita agar lebih mandiri dan berdikari. Jangan sampai sebuah inovasi atau prestasi yang harusnya diapresiasi, ini malah diganjar dengan sanksi,” kata Dasco.

Baca Juga: Catatan Panjang Perseteruan IDI dengan Dokter Terawan

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menyayangkan pemecatan secara permanen Terawan Agus Putranto dari keanggotaan IDI. Pemecatan ini, ujar dia, tidak bisa dibiarkan. Ini bisa menjadi preseden buruk ke depan. Dikhawatirkan, tambah Saleh, akan menyusul lagi pemecatan-pemecatan berikut dengan berbagai alasan lain.

“Bagaimana tidak? Mantan menteri kesehatan saja bisa dipecat? Apalagi yang lain. Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin tidak boleh tinggal diam. Mohon ini difasilitasi dan didamaikan. Itu pasti lebih baik bagi semua,” ungkapnya.

Saleh menilai Terawan merupakan salah satu dokter terbaik Indonesia.  Menurutnya, sebagai dokter dan anggota TNI, banyak prestasi yang sudah ditorehkan Terawan. RSPAD menjadi salah satu rumah sakit besar yang berkualitas baik, berkat tangan dingin dokter Terawan.

Baca Juga: Ini Kesalahan Eks Menkes Terawan hingga Dipecat IDI

“Saya benar-benar terkejut dengan keputusan itu. Muktamar semestinya dijadikan sebagai wadah konsolidasi dan silaturrahim dalam merajut persatuan. Kok ini malah dijadikan sebagai wadah pemecatan. Permanen lagi. Ini kan aneh ya,” kata Saleh kepada wartawan, Minggu (27/3/2022).

 

Pertama di Indonesia

Saleh yang juga Ketua Fraksi PAN DPR mendesak Kementerian Kesehatan untuk segera mengambil tindakan. Dia menilai negara harus memfasilitasi pertemuan IDI dengan Terawan.

Berbagai persoalan dan isu yang beredar harus diselesaikan. Melalui dialog yang baik, semua masalah diharapkan dapat selesai.

Baca Juga: Profil Terawan, Eks Menkes Inisiator Vaksin Nusantara yang Dipecat IDI

“Ada beberapa kegiatan Terawan yang disoal. Misalnya, DSA dan vaksin nusantara. Saya dan keluarga adalah pasien langsung Terawan yang mencoba kedua hal itu. Setelah di-DSA, rasanya tidak ada masalah. Bahkan, ada perasaan lega dan enak. Begitu juga vaksin nusantara. Setelah divaksin, alhamdulillah tidak ada masalah. Sejauh ini, kami baik-baik saja,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Saleh merasa tidak ada masalah sama sekali dengan Terawan. Dia dianggap bekerja secara profesional. Dia pun mengaku ditangani dengan baik oleh Terawan. Bahkan sebelum DSA, pasien harus mengikuti sejumlah tes dan berkonsultasi dengan beberapa dokter lain.

“Saya kira, baru di Indonesia ini ada seorang dokter profesional yang dipecat. Tidak tanggung-tanggung, yang dipecat itu adalah seorang dokter berpangkat Letnan Jenderal dan pernah memimpin RSPAD bertahun-tahun lamanya. Bahkan, beliau pernah menjabat sebagai menteri kesehatan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya