SOLOPOS.COM - Sumarni menunjukkan foto anaknya Ruli Widyawati di rumahnya Klodran, Colomadu, Karanganyar, Selasa (3/2/2015) malam. Ruli bekerja sebagai TKI di Singapura ditemukan meninggal diduga dibunuh pacarnya di Hotel 81 Palace, Geylang, Singapura. (Burhan Aris M/JIBI/Solopos)

Pembunuhan TKI di Singapura, Ruli Widyawati diduga didasari masalah pribadi. Sang pacar pernah dua kali mendatangi Ruli di rumahnya, Klodran, Karanganyar.

Solopos.com, KARANGANYAR — Tak ada yang menyangka hidup Ruli Widyawati, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Klodran, Karanganyar, berakhir di tangan Bashkar, kekasihnya yang berkebangsaan India di Hotel 81, Geylang, Singapura.

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

Penelusuran Solopos.com, lelaki itu pernah datang ke rumah Ruli dan bertemu orang tuanya sebanyak dua kali. Namun, Ruli Widyawati ingin memutuskan hubungan dengan lelaki yang juga bekerja di Singapura itu. Alasan Ruli memutuskan hubungan adalah status dirinya sebagai istri Yusuf Purnomo.

Ketua RT 004, Dukuh Klodran, Klodran, Colomadu, Agung Prasetyo, mengungkapkan Ruli Widyawati ingin mengakhiri hubungannya dengan Bashkar. “Enggak mau berhubungan dengan lelaki itu lagi. Tetapi dia enggak tahu bagaimana mengatakannya. Maka dia meminta saran dari temannya. Kemungkinan temannya menyarankan untuk bertemu di hotel itu,” ujar Agung.

Namun sayang, Ruli Widyawati meninggal di tangan Bashkar. Jenazah Ruli dan Bashkar ditemukan di salah satu kamar di Hotel 81 Singapura, Minggu (1/2/2015). Lantas keluarga korban menerima kabar duka dari teman Ruli di Singapura dan agen penyalur dari Singapura pada Senin (2/2/2015) pukul 11.00 WIB.

Keluarga Ruli Widyawati pun tidak akan memperpanjang kasus itu. Orang tua Ruli, Sumarni dan Wardi, menerima kematian anak sulungnya itu. “Keluarga menerima peristiwa ini. Ini takdir,” kata Agung Prasetyo.

Keluarga korban menunjuk Agung sebagai juru bicara. Namun, Agung tidak dapat menjelaskan detail pengurusan klaim asuransi, santunan, dan sisa gaji yang menjadi hak Ruli.

“Sudah ada saudara dari pihak ibu korban yang akan mengurus. Iya, nanti akan mengurus santunan dan lain-lain. Selebihnya saya tidak bisa menjawab detail,” tutur dia.

Jenazah Ruli Widyawati–ibu dua anak perempuan, Meinayah, 11, dan Sherin, 6–terbang dari Singapura menggunakan Garuda Indonesia GA 226. Jenazah sulung dari tiga bersaudara itu tiba di Bandara Adi Soemarmo Solo di Boyolali pukul 17.50 WIB. Jenazah tiba di rumah duka di Dukuh Klodran, RT 004/RW 010, Klodran, Colomadu pukul 19.00 WIB.

Tubuh Ruli Widyawati diletakkan di dalam peti berwarna putih yang telah ditutup rapat. Peti diangkut dari Bandara Adi Soemarmo ke rumah duka menggunakan Suzuki APV milik Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah berplat nomor H 9592 RG. Pihak keluarga tidak membongkar peti jenazah.

Jenazah Ruli Widyawati hanya disemayamkan beberapa menit di rumah duka untuk disalatkan. “Tadi disalatkan lalu dimakamkan di TPU Kenthi yang berjarak 300 meter dari rumah duka. Biaya pemakaman ditanggung keluarga tetapi pemulangan dari Singapura ke Indonesia ditanggung agen penyalur dan BP3TKI,” ungkap dia.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Ruli Widyawati menjadi TKI sejak 2010-2014. Dia sempat bekerja di Malaysia. Selanjutnya Ruli pindah ke Singapura hingga kepulangannya pada Rabu (17/12/2014). Saat itu Ruli berangkat melalui agen dari Surabaya. Ruli kembali ke Singapura pada Kamis (15/1) melalui agen dari Singapura.

“Penyalur sudah menghubungi tapi kelanjutan seperti apa masih akan kami tindaklanjuti. Orang tua Ruli mengetahui bahwa Ruli berangkat melalui agen resmi,” ujar dia.

Namun, informasi yang dihimpun Solopos.com, agen yang menyalurkan Ruli Widyawati ke Malaysia dan Singapura melalui Surabaya tidak terdaftar. Staf Perlindungan BP3TKI, Bayu Bagaskara, dan Staf Dinsosnakertrans Jawa Tengah, Heri Subagyo dan Prabowo enggan mengonfirmasi informasi itu.

“Bukan kewenangan kami soal kasus kematian Ruli. Kami hanya diminta untuk menyaksikan kedatangan jenazah. Nanti kami pelajari dokumen dari BP3TKI dahulu,” ungkap Prabowo.

Hal senada disampaikan Bayu. Dia hanya mengatakan kedatangan BP3TKI dan Dinsosnakertrans Jateng adalah menyerahkan berita acara jenazah. “Status TKI mandiri. Dia berangkat dari Indonesia ke Singapura mandiri. Kami menyerahkan uang santunan Rp6 juta. Kami masih mempelajari berkasnya,” ungkap Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya