SOLOPOS.COM - Foto dokumentasi Ruli Widyawati dan kekasihnya yang beretnik India (JIBI/Solopos/Istimewa)

Pembunuhan TKI asal Klodran, Colomadu, Karanganyar, membuka fakta baru tentang pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

Solopos.com, COLOMADU — Jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang diduga dibunuh kekasihnya berkebangsaan India di Hotel 81 Singapura, Ruli Widyawati, 29, dijadwalkan sampai di Bandara Adi Sucipto Jogja pada Rabu (4/2/2014) besok sekitar pukul 18.00 WIB.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kedutaan Besar (kedubes) RI di Singapura akan membantu memulangkan jenazah sulung dari tiga bersaudara itu. Ibu korban, Sumarni, berbincang dengan perwakilan kedubes RI di Singapura melalui telepon, Selasa (3/2/2015) pukul 10.00 WIB.

“Ati kulo mboten kepenak. Saya menunggu kabar anak saya. Saya mau dia pulang. Bagaimanapun kondisinya [Ruli]. Saya mau dia dipulangkan,” kata Sumarni kepada orang yang berbicara dengan dirinya di telepon.

Sumarni selalu berurai air mata setiap kali mengucapkan permohonan itu kepada awak media yang meliput. Perempuan berstatus istri Yusuf Purnomo ini meninggalkan dua anak perempuan yang duduk di bangku sekolah dasar (SD), Meinayah, 11, dan Sherin, 6.

“Ruli Widyawati bekerja untuk melunasi utangnya dan suami. Dia juga menghidupi keluarga dan membiayai anaknya sekolah. Dia tulang punggung keluarga,” cerita Sumarni sembari menahan tangis.

Sulung dari pasangan Wardi dan Sumarni ini bekerja sebagai asisten rumah tangga di Singapura sejak 2010 hingga 2014. Dia berangkat melalui salah satu agen TKI di Surabaya. Selama empat tahun di Singapura, Ruli sering mengirimkan uang Rp1 juta-Rp3 juta per bulan.

Ruli Widyawati sempat pulang ke Indonesia pada Rabu (17/12/2014) lalu. Dia memutuskan kembali ke Singapura berdasarkan rekomendasi temannya pada Kamis (15/1/2015). Namun, perjuangannya terhenti di tangan kekasihnya, Bashkar, 31. Ruli meregang nyawa, Minggu (1/2/2015) malam. Jasad kekasihnya juga ditemukan di dekat tubuh Ruli.

Keluarganya di Indonesia menerima kabar duka pada Senin (2/2/2015) pukul 11.00 WIB. Teman Ruli dan pihak penyalur dari Singapura mengabari Sumarni melalui telepon. “Dia baru 17 hari di Singapura. Katanya Ruli meninggal. Saya enggak tahu meninggal karena apa.”
Baca: Inilah Geylang, Kawasan Merah di Singapura.

Keluarga Ruli sudah menyiapkan liang lahat di TPU Bendungan yang berjarak 500 meter dari rumahnya. Mereka juga sudah menyiapkan tenda dan sejumlah kursi di depan rumah. Kepala Desa Klodran, Warsito, menuturkan belum mengetahui kepastian persoalan yang melibatkan salah satu warganya.

“Kami belum tahu pasti [penyebab kematian Ruli]. Kami sudah konsultasi kepada polsek dan koramil setempat. Informasinya masih simpang siur,” ungkap Warsito saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Karanganyar, Agus Hari Bindarto, menuturkan belum mengambil langkah apapun terkait kondisi itu. Agus memilih menunggu jenazah Ruli sampai di Indonesia. Namun, dia memastikan Ruli berangkat tanpa sepengetahuan Dinsosnakertrans Karanganyar.

“Dia berangkat lewat Surabaya. Lalu kembali ke Singapura itu tidak tahu lewat mana. Kami melacak tidak ada nama Ruli pada data di Pemkab Karanganyar selama 2010-2014. Namun, kami akan membantu proses klaim. Kami akan menelusuri apakah bisa dicairkan atau tidak,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya