SOLOPOS.COM - Suasana olah kejadian perkara di Hotel 81 Palace (The Strait Times-Wanbao)

Pembunuhan TKI asal Klodran, Karanganyar, membuat warga Singapura kembali menyoroti Geylang, kawasan prostitusi terkenal di negara itu.

Solopos.com, SINGAPURA — Pembunuhan Ruli Widyawati, 29, perempuan asal Klodran, Karanganyar, di Singapura, membuat gempar warga negara kota itu. Digadang-gadang sebagai salah satu kota paling aman di dunia, Singapura memiliki masalah sosial di kawasan tertentu, termasuk Geylang yang kebetulan menjadi lokasi terbunuhnya Ruli.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Ruli Widyawati ditemukan tak bernyawa bersama seorang pria asal India berusia 31 tahun. Terdapat luka di tubuh Ruli yang saat itu berpakaian tidak lengkap. Dilaporkan Strait Times, darah berceceran di kamar hotel dan kamar mandi.

Lokasi penemuan mayat keduanya adalah sebuah hotel di Geylang, yang dikenal sebagai salah satu kawasan prostitusi di Singapura. Nyaris tak ada warga berkewarganegaraan Singapura yang tinggal di sana. Mayoritas penghuninya adalah orang asing dari China, Vietnam, Thailand, dan Indonesia.

Hal itu pernah terungkap dalam penelitian yang dilakukan tiga universitas setempat dan dipublikasikan Strait Times, 4 September 2014 lalu. Itu adalah penelitian pertama yang mengungkap prostitusi freelance di kawasan tersebut.

Disebut freelance karena memang para PSK bisa menjalankan pekerjaan sebagai wanita penghibur sebagai sambilan. Di kawasan itu, seorang PSK bisa melayani sekitar empat orang permalam dengan tarif rata-rata 70 dolar singapura. Dalam sebulan, masing-masing bisa menyisihkan uang 3.200 dolar Singapura (hampir Rp30 juta) setelah dipotong berbagai macam pengeluaran.

Para PSK freelance ini tidak berada di rumah bordil. Banyak dari mereka datang ke Singapura dengan visa turis atau bekerja sambilan di tempat lain. Sebagai catatan, Singapura melarang orang mencari uang dari bisnis prostitusi.

Sebagian dari mereka ada yang bekerja sendirian atau bersama agen. Seorang PSK asal China pernah mengaku datang ke Singapura sebagai turis dan tinggal di Geylang.

Untuk mencapai Singapura, dia butuh uang hingga 2.000 dolar Singapura, terdiri atas 700 dolar tiket pesawat, 700 dolar untuk sewa kamar, dan 580 dolar untuk membayar agen. Oleh sang agen, dia difoto dan disebarkan melalui jaringan online untuk mendapatkan pelanggan.

Oleh sang agen, dia pun pernah diajak berhubungan seks gratisan “supaya dia bisa mendeskripsikan tentang saya dan menentukan rating saya”. Saat sudah mendapat pelanggan, dia menarik tarif sebesar 80 dolar per jam.

Hal itu pula yang membuat berita pembunuhan Ruli menarik perhatian warga setempat. Sebagian mulai menyebut bahwa Singapura kini mulai tidak aman.

“spore getting unsafe…….unnatural deaths everyday,” tulis Tom Wang Chen Yong, di kolom komentar berita Strait Times tentang pembunuhan Ruli Widyawati.

“Saya datang ke Singapura 2010, setelah beberapa bulan, saya putuskan membawa keluarga ke sini. Di sini kami hidup damai dan aman dengan pendidikan berkualitas. Sempurna untuk keluarga. Tapi di sisi lain, saat ngobrol dengan pekerja dan teman, kami menemukan celah di sini. Kita semua tahu Geylang adalah tempat prostitusi dengan wanita-wanita dari negara-negara tetangga,” tulis Marcelo Figueiredo·

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya