SOLOPOS.COM - Wawan, 39, dan keponakannya, Ade, 24, di hadapan wartawan yang mengikuti gelar perkara kasus pembunuhan Franceisca Yofie di Aula Maporestabes Bandung, Selasa (13/8/2013), mengaku merasa diikuti arwah korbannya. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, BANDUNG Polrestabes Bandung, Selasa (13/8/2013) petang, mempertemukan dua tersangka pembunuh Franceisca Yofie alias Sisca dengan insan pers dalam gelar perkara yang dilaksanakan di Aula Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Bandung. Ade, 24, dan pamannya, Wawan, 39, menurut Kepala Polrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno telah mengakui perbuatan mereka, menjambret lalu membunuh Branch Manager PT Venera Multi Finance itu secara sadis, Senin (5/8/2013) lalu.

Paparan itu rupanya dijadikannya legitimasi untuk menyatakan tak adanya bukti keterlibatan perwira menengah Polda Jabar yang semula dikabarkan menjalin asmara dengan Sisca dalam pembunuhan sadis tersebut. Laman Vivanews, sebelumnya mengabarkan penyidik Polrestabes Bandung menemukan foto mesra Sisca dengan Kompol A, perwira polisi yang bertugas di Polda Jawa Barat. Foto tersebut ditemukan di kamar indekos yang disewa Sisca di Jl. Setra Indah Utara No 11, Kota Bandung.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Kompol A yang sudah memiliki istri itu, bahkan diakui Sutarno pernah menyuruh anak buahnya, Brigadir E, untuk mengikuti Sisca. “Tapi, tidak ada kaitan Kompol A dengan kematian Sisca,” tegasnya seraya menegaskan bahwa Wawan dan Ade tak menunjukkan indikasi sebagai orang suruhan yang diminta menghabisi Sisca oleh seseorang.

Wawan, menurut dia bahkan telah mengakui dan menyesali perbuatan sadisnya menyeret korban hingga sekitar 1 km. Wawan, masih menurut Sutarno, mengaku ia dan Ade minum minuman keras sebelum beraksi. “Ketika berhenti sebentar di pos kamling, saya minum bir dan pil mercy. Namun memang saya sudah mabuk dari siang. Saya suruh juga Ade minum bir. Ya, biar lebih berani, ” aku Wawan yang dihadirkan dalam gelar perkara itu.

Wawan sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara mengaku pada mulanya ia mengajak keponakannya mengambil proposal pembangunan masjid di Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. “Ade terus membawa motornya. Tapi setelah itu ternyata saya mengajak Ade menjambret. Dia sempat menolak. Tapi saya mengancam Ade pakai golok yang dikeluarkan dari dalam tas supaya mengikuti perintah,” katanya.

Lalu apa alasan Ade menyerahkan diri? Pemuda itu menurut Detikcom menyebutkan rasa penyesalan penyesalan mendalam sebagai alasannya. Lagi pula, imbuhnya, ia merasa diikuti arwah Sisca. “Saya takut karena dibayang-bayangi korban terus,” ujar Ade di hadapan wartawan.

Ketakutan yang sama juga dialami Wawan. Karena merasa ketakutan, pria yang bekerja sebagai pengepul rongsokan dan pengrajin air brush itu kemudian membuang hasil jambretan berupa Iphone di daerah Saguling. “Saya ngebuang karena takut. Diikuti korban terus,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya