SOLOPOS.COM - Tayangan berita satu keluarga di Kota Bekasi, Jawa Barat diduga keracunan. Tiga dari lima anggota keluarga yang diduga keracunan itu meninggal dunia. Ternyata ibu dan dua anak tersebut dibunuh oleh kelompok Wowon yang merupakan tersangka pembunuhan berantai di Bekasi, Cianjur dna Garut, Jawa Barat. (Tangkapan layar)

Solopos.com, SOLO–Aparat Polda Metro Jaya mengungkap fakta mencengangkan lain dalam kasus pembunuhan berantai di sejumlah daerah di Jawa Barat. Mayoritas korban merupakan family atau keluarga tersangka seperti istri, mertua, dan anak. Dua dari sembilan korban yang dibunuh merupakan tenaga kerja wanita (TKW).

Hal itu terungkap dalam jumpa pers pengungkapan kasus pembunuhan berantai atau serial killer oleh Polda Metro Jaya, Kamis (19/1/2023), yang ditayangkan KompasTV melalui kanal Youtube.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Tiga tersangka pembunuhan berantai meliputi Wowon Erawan alias Aki, Solihin (sebelumnya ditulis Solikin) alias Dullah, dan M. Solehudin.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Hengki Haryadi mengatakan mayoritas korban yang dibunuh merupakan keluarga tersangka seperti istri, mertua, dan anak. Tiga korban terbaru merupakan istri tersangka Wowon dan dua anak dari istrinya itu. korban meliputi  Maemunah, Ridwan Abdul Munis, dan Riswandi.

Mereka ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakan mereka di Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat Kamis (12/1/2023) pukul 08.00 WIB. Diberitakan sebelumnya, Wowon yang sebelumnya ditulis dengan inisial WWN merupakan suami kedua Maemunah.

“Korban di Bekasi dibunuh dengan cara diracun menggunakan racun tikus dan dicekik agar cepat meninggal dunia,” kata Hengki.

Korban lainnya di Cianjur, Jawa Barat adalah Wiwin (sebelumnya ditulis Wiwid) dan Noneng. Hengki menyebut Wiwin merupakan istri pertama salah satu tersangka dan Noneng adalah mertua tersangka bersangkutan. Informasi yang dihimpun Solopos.com dari sejumlah sumber, Wiwin dan Noneng merupakan istri pertama dan mertua Wowon.

Tercatat ada empat korban lainnya dengan rincian tiga orang dibunuh di Cianjur dan satu orang di Garut. Ketiga korban yang dibunuh di Cianjur meliputi anak laki-laki berusia dua tahun diduga bernama Bayu, Farida, dan Halimah.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari sejumlah sumber, Bayu adalah anak hasil hubungan Wowon dan Maemunah, sedangkan Farida seorang TKW, dan Halimah ibu kandung Maemunah yang dahulu menjadi istri Wowon.

Satu korban di Garut bernama Siti seorang TKW yang dibunuh dengan cara diceburkan ke laut.

“Wiwin, Noneng, dan satu korban lainnya dibunuh dalah satu waktu. Mereka dibunuh dengan cara yang sama. Korban disuruh tiduran lalu dicekik memakai kain.

Hengki melanjutkan selain tiga orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, terdapat satu lelaki yang terlibat dalam serangkaian pembunuhan berantai ini yakni Dede.

Dede adalah salah dari dua orang yang ditemukan selamat di rumah kontrakan Maemunah di Bekasi. Menurut Hengki, Dede saat itu sengaja meminum minuman yang sudah diberi racun, tetapi dia hanya meminum sedikit.

“Ternyata Dede ini ikut ambil berperan dalam kejahatan ini. Dia bertugas menghimpun dana dari para TKW yang bekerja di luar negeri,” terang Hengki.

Para tersangka menipu korban dengan memberi janji-janji palsu seperti bisa membuat kaya dalam waktu cepat dan bisa menggandakan uang. Modus yang sama juga dilakukan terhadap korban TKW. Mereka diminta mengirim uang kepada tersangka dengan merayu akan diberi rumah saat korban pulang ke Tanah Air.

“Kami masih mendalami apakah ada TKW lain yang menjadi korban penipuan tersangka selain yang sudah dibunuh ini,” imbuh Hengki.

Dia menambahkan tim akan membuka posko laporan di Cianjur untuk menampung informasi dari masyarakat guna mengungkap kasus tersebut hingga tuntas.

Sementara itu,  Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Mochammad Fadil Imran meminta warga yang kehilangan anggota keluarga dan anggota keluarga yang  hilang itu mengenal para tersangka, melapor ke polisi. Informasi itu bisa menjadi bahan awal untuk menggali fakta lebih dalam untuk membongkar kasus pembunuhan berantai tersebut.

Kasus pembunuhan berantai itu terbongkar berawal dari pengungkapan kasus penemuan tiga mayat sekeluarga di Bantargebang. Ketiga korban yang merupakan ibu dan dua anaknya itu meninggal dunia akibat diracun menggunakan racun tikus dan pestisida.

Fakta itu diketahui berdasar hasil uji laboratorium forensik pada muntahan yang ditemukan di kopi yang seduh di ruang belakang dekat sumur, muntahan di kamar depan, dan muntahan di kamar tengah.

Baca Juga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya