SOLOPOS.COM - Hafitd dan Syifa (Twitter)

Solopos.com, JAKARTA–Subdit Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya menkonfirmasi sejauh ini sepasang tersangka pembunuhan, Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani belum menunjukkan gangguan kejiwaan. Sejauh ini tersangka pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, 19, ini menjawab pertanyaan polisi secara wajar.

”Sikapnya tampak sehat, psikis dan fisik. Dan ketika diperiksa jawabannya masih wajar,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, dikutip Republika, Kamis (13/3/2014).

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Pihak kepolisian telah memeriksa kondisi kejiwaan Hafitd dan Syifa. Sejauh ini keduanya kooperatif saat menjalani pemeriksaan. Hasil pemeriksaan masih harus menunggu pengadilan. ”Untuk hasilnya psikologi akan dijelaskan di pengadilan,” kata Rikwanto.

Mengenai foto tersenyum Syifa yang beredar di dunia maya, Rikwanto mengatakan, sebagian diambil sebelum pembunuhan terjadi. Sementara, foto tersenyumnya saat iterogasi bukan menandakan secara pelaku memiliki kondisi kejiwaan yang terganggu.
”Mungkin ada yang menanyakan sesuatu maka mimiknya berubah, yang pasti mereka masih kooperatif,” kata dia.

Hal ini dikuatkan analisis Psikolog Pusat Studi Psikologi Komunikasi Bawah Sadar, Nunki Suwardi. Dikutip dari Liputan6.com, Kamis (13/3/2014), Foto tersenyum gadis 19 tahun ini menurutnya  adalah reaksi saat tertekan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi bibir yang menipis.

“Bibir dia menipis. Itu saja sudah menandakan dia stres. Kalau stres biasanya orang kan enggan bicara, semakin dia mencoba mengunci mulutnya maka bibirnya akan menipis dan membuat seperti garis senyum,” kata Psikolog Pusat Studi Psikologi Komunikasi Bawah Sadar, Nunki Suwardi dikutip dari Liputan6.com, Kamis (13/3/2014).

Nunki menjelaskan hal ini dilakukan Syifa karena dalam keadaan tertekan yang luar biasa. Lebih lanjut, Syifa menunjukkan gelagat yang tidak nyaman. Hal ini dapat dilihat dari posisi duduk dan mata syifa yang membengkak.

“Lihat mata Sifa bengkak di balik kacamatanya. Bahu kedua pelaku jatuh di sisi miring yang sama tapi kedua kakinya menjauh. Hal ini menunjukan keinginan bawah sadar bahwa mereka ingin kabur dari situasi ini. Meski begitu, mereka menunjukkan adanya saling mendukung satu sama lain,” kata Nunki.

Lanjutnya, saat itu senyum Syifa jika diperhatikan tidak sama dengan senyum Syifa sebelum-sebelumnya. ” Menurut analisa saya, itu bukan senyum bahagia. Bandingkan dengan senyum Sifa di foto lain, itu berbeda. Foto di kantor polisi itu seakan Sifa berteriak sudah saya malu, stres tidak tahu harus bagaimana,” lanjutnya.

Syifa menunjukkan karakter remaja yang masih labil. Hal ini terlihat dari betapa mudahnya remaja 19 tahun ini diajak oleh pacarnya karena takut kehilangan sang pacar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya