SOLOPOS.COM - AI alias Hafitd (kanan) dan AR alias Sifa (kiri) dua tersangka pelaku pembunuhan Ade Sarah Angelina,melakukan rekontruksi pembunuhan di Polda Metro Jaya, Jaksel, Kamis (3/4/2014). Rekonstruksi tersebut dilakukan untuk memperjelas proses pembunuhan yang dilakukan kedua tersangka terhadap korban Ade Sara yang ditemukan tewas di Tol Bintara kilometer 41. (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad Adimaja)

Solopos.com, JAKARTA—Rekonstruksi pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto berlangsung Kamis (3/4/2014) kemarim. Selama proses rekonstruksi Assyifa Ramadhani, 19, alias Syifa tampak lemas dan pucat.

Rupanya dia tertekan karena harus kembali mengingat-ingat peristiwa kelam yang terjadi 3 Maret 2014 tersebut.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Aku nggak kuat Om, ngebayangin kejadiannya,” rintih Syifa kepada pengacaranya, M. Syamri Noer, di sela-sela rekonstruksi adegan pembunuhan Ade Sara di Polda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Kamis (3/4/2014).

Rintihan Syifa itu kemudian diceritakan Syamri kepada wartawan yang mewawancarainya. Mendengar itu, Syamri menanyakan apa Syifa ingin membatalkan puasanya saja. Namun, mantan kekasih Hafitd ini menolak.

“Syifa menolak membatalkan puasa dan tetap melanjutkannya. Dia memang terlihat pucat karena menyesal dan sedih,” tutur Syamri.

Rajin Puasa

Menurut kakak Syifa, Nida, adiknya itu sejak dulu memang biasa puasa Senin- Kamis. Sehingga tidak benar Syifa baru rajin berpuasa setelah terseret kasus pembunuhan Ade Sara.

“Dia itu memang terbiasa puasa Senin-Kamis sebelum kejadian ini. Jadi nggak cuma karena kejadian ini,” ujarnya.

Perwakilan keluarga Assyifa Ramadhani, 19, menghadiri acara rekonstruksi pembunuhan Ade Sara Anggelina Suroto di Mapolda Metro Jaya. Dalam rekonstruksi keluarga meyakini Syifa tidak bersalah.

“Cukup lega, setelah rekon bisa terlihat ternyata tidak seperti dibayangkan (sadis-red),” ujar Nida.

Ia meyakini kalau perbuatan Syifa dilatari ketidaksengajaan. Menurutnya perbuatan kekerasan yang dilakukan Syifa, karena dalam kondisi di bawah tekanan Hafitd.

“Hasil rekonstruksi tadi terungkap tidak ada kesengajaan untuk membunuh. Karena kondisi Syifa ditekan oleh Hafitd,” imbuhnya.

Nidha mengatakan di mata keluarga Syifa merupakan anak yang baik dan penurut. Selain itu adik kandungnya dikenal memiliki sifat lugu sehingga mudah diperdaya.

“Syifa orang penurut dan lugu ketika ditekan dia akan semakin panik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya