SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

Harianjogja.com, JOGJA– Pembatasan penjualan solar bersubsidi oleh pemerintah tidak berefek signifikan pada penjualan solar non-subsidi. Selisih harga yang tinggi menjadi penyebabnya.

Pengawas SPBU jalan Hos Cokroaminoto Harry Purnomo mengatakan pembatasan pembelian solar bersubsidi tidak akan memengaruhipeningkataan penjualan solar pertamina dex. Alasannya, harga solar bersubsidi masih sangat murah dibandingkan harga solar bersubsidi. Hingga kini, solar bersubsidi bio solar dihargai Rp5.500 per liter, sementara solar pertamina dek dipatok Rp13.500 per liter.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Pembatasan waktu pembelian solar bersubsidi, tidak akan berpengaruh kepada penjualan solar non subsidi. Kalau masih sama-sama dijual, orang cenderung membeli yang bersubsidi,” kata Harry menjawab pertanyaan Harianjogja.com, Rabu (6/8/2014).

Selama kini, jelas Harry, pengiriman solar belum mengalami kendala. Pada hari-hari biasa, pihaknya mampu menghabiskan penjualan solar sebanyak enam ton. Namun selama musim libur lebaran tahun ini, penjualan solar bersubsidi di SPBU justru turun signifikan.

“Satu hari penjualannya hanya dua ton saja, jadi surplus empat ton perhari. Ini disebabkan selama musim lebaran kemarin, truk-truk besar dilarang beroperasi,” tandasnya.

Menurut Harry, pembatasan waktu pembelian solar SPBU di sekitar kota juga tidak akan berefek banyak pada kuota pembelian maupun penjualan. Berbeda kondisinya dengan SPBU di pinggiran kota atau yang berada di jalur transportasi truk.

Hal senada disampaikan Pengawas SPBU di jalan Kyai Mojo Dyan S. Penjualan solar pertamina dex jenis jerigen ukuran 10 liter di lokasi tersebut rata-rata hanya laku satu jerigen. Harga yang mahal dinilai sebagai penyebab.

Menurut Ketua Hiswana Migas DIY Siswanto, untuk wilayah DIY pada tahun ini kuota solar bersubsidi maupun premium mengalami penurunan. Jika kouta solar bersubsidi pada 2013 sebanyak 138.757 KL, tahun ini menjadi 134.270 KL, sedangkan untuk premium dari 575.306 KL kini menjadi 558.575 KL.

“Konsumsi solar tidak sebanyak premium. Penjualannya pun stagnan. Di tempat saya saja hanya tiga ton perhari,” kata Siswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya