SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta– Menteri Kehutanan Zulkifil Hasan menerima laporan dari daerah tentang makin maraknya aksi pembalakan liar di beberapa wilayah.

Usai pencanangan penanaman pohon trembesi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Rabu, Zulkifli mengatakan, laporan itu di antaranya berasal dari Lampung, Sumatra Utara dan Kalimantan Timur.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Bahkan, lanjut dia, pembalakan liar juga mulai terjadi di daerah miskin hutan seperti Jawa Timur.

“Memang rupanya ‘illegal logging’ ini luar biasa. Mereka memperoleh kesempatan di sela-sela kelengahan kita,” ujarnya.

Menhut menjelaskan, para pembalak liar menggunakan kesempatan di antara pergantian anggaran tahun 2009 dan 2010. Di masa pengalihan tersebut, menurut Zulkifili, petugas di lapangan memang belum berkunjung ke daerah-daerah rawan pembalakan liar karena belum ada anggaran.

Meski secara keseluruhan angka pembalakan liar semakin menurun, tetapi aksi ilegal tersebut biasanya marak terjadi sejak pertengahan hingga akhir Januari.

“Artinya menurun terus, tetapi akhir-akhir ini antara Desember-Januari ini memang petugas-petugas kita karena terkait dengan anggaran itu biasanya agak kurang ke daerah-daerah rawan itu. Biasanya mulai lagi dari 15 hingga akhir Januari. Nah, di sela-sela inilah dimanfaatkan para pelaku illegal logging itu,” tutur Menhut.

Zulkifli mengatakan, para pelaku pembalakan liar itu sebagian besar adalah penduduk biasa yang kemudian menyetorkan hasil tebangan liar kepada bandar kayu.

Menhut mengaku masih sulit untuk menangkap para bandar tersebut. Untuk itu, ia meminta kerja sama erat dengan kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah untuk mengatasi pembalakan liar.

Bahkan, Zulkifili mengatakan, Departemen Kehutanan berencana meminta satu staf ahli untuk ditempatkan di departemen tersebut.

“Kita minta staf ahli dari kepolisian yang berbintang dua, yang akan mengkoordinasikan dengan cepat kepada kapolda dan kapolres. Kita ambil satu tenaga dari kepolisian agar bisa bergerak cepat,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Yudhoyono dalam pidatonya membantah pemberitaan di media internasional yang bersumber dari organisasi lingkungan internasional bahwa Indonesia akan membuka sekitar 12 juta lahan hutan.

“Saya sering mendengar kritik dari LSM lingkungan. Kritik konstruktif saya terima, terima kasih, protes yang benar saya terima, terima kasih. Namun ada satu atau dua statement baik di dalam maupun luar negeri dari beberapa LSM yang tidak sesuai dengan realitas. Misalnya ada statement di media internasional, Presiden Indonesia akan membuka 12 sekian juta lahan dari hutan,” tuturnya.

Presiden mengatakan bahwa pemberitaan itu sangat berkebalikan dari kenyataan sebenarnya bahwa Indonesia ingin menghutankan kembali wilayah-wilayah yang gundul.

Presiden mengatakan, ia tengah menyusun konsep pemerintah yang melibatkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pertanian, dan Departemen Dalam Negeri untuk menyukseskan gerakan penanaman dan pemeliharaan lingkungan hidup.

Pemerintah, lanjut dia, akan menyusun kebijakan dasar agar target penanaman satu miliar pohon pada 2010 dan ambisi penurunan emisi karbondioksida sebesar 26 persen hingga 2020 dapat tercapai.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya