SOLOPOS.COM - Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Solo, Iptu Heni (kiri) ketika memberikan sosialisasi pencegahan kasus penculikan, pelecehan seksual, dan perundungan di SDII Al Abidin Solo, Jumat (17/2/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Solo, Iptu Heni, menyebutkan  kasus pelecehan seksual di sekolah di Solo marak. Oleh karenanya, menurutnya, penting memberikan edukasi seksual kepada anak-anak agar lebih paham dan terhindar dari potensi jadi korban pelecehan atau kekerasan seksual.

“Saya menangani pelecehan seksual memang banyak,” kata Heni kepada Solopos.com selepas acara sosialisasi di SDII Al-Abidin Solo, Jumat (17/2/2023). Hanya, ia tak menyebutkan secara detail jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak di sekolah.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Ia menilai edukasi seksual sejak dini perlu diberikan kepada anak-anak agar mereka tahu bagian tubuh mana yang harus ditutup dan dilindungi. Walaupun banyak yang menganggap edukasi seksual ke anak-anak itu tabu, namun Heni mengatakan hal itu tetap perlu diajarkan termasuk di sekolah-sekolah.

“Banyaknya gitu kan, kita mau menyampaikan ini ke anak, kok terlalu tabu ya. Tapi harus disampaikan kalau tidak mereka tidak tahu,” ujarnya.

Dari pengalamannya menangani kasus, banyak anak yang jadi korban belum paham mana bagian tubuh yang tidak boleh dipegang oleh orang lain. “Makanya di sini saya sampaikan, apa pun yang terjadi di sekolah harus disampaikan ke orang tua, tidak boleh diam,” tuturnya.

Upaya kecil yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan memisahkan toilet untuk perempuan dan laki-laki. Termasuk memisahkan siswa laki-laki dan perempuan saat ada acara di sekolah. 

“Itu salah satu bentuk antisipasi. Jangan sampai, misal, di WC kumpul ada anak laki-laki dan perempuan di situ. Kita enggak tahu ya, tapi ada kesempatan bisa saja terjadi,” katanya.

Sementara itu Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SDII Al-Abidin Solo, Nurfira Widyastuti, mengatakan siswanya sudah diberikan pemahaman mengenai edukasi seksual. “Sebetulnya di sini itu sudah ada materi seks ke anak-anak, tapi memang beda untuk level bawah dan atas,” katanya.

Dia menarangkan anak-anak kelas I sampai kelas III diberikan pemahaman sederhana seperti bagian mana tubuh yang boleh disentuh orang lain dan mana yang tidak boleh. “Nah untuk level atas [kelas V dan VI] anak-anak itu menuju balig ya, tentunya beda. Jadi mereka diajarkan bagaimana bergaul dengan lawan jenis, bagaimana cara menjaga diri,” tuturnya.

Selain itu, pengawasan penggunaan gawai atau gadget, menurut Nurfira, juga penting.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya