SOLOPOS.COM - Penangkapan tersangka penembakan Kantor MUI Pusat Jakarta, Selasa (2/5/2023). (Istimewa/Instagram)

Solopos.com, JAKARTA — Pelaku penembakan Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta pada Selasa (2/5/2023) lalu membeli senjata jenis air gun senilai Rp5,5 juta dan ia tewas usai melakoni aksinya karena sakit serangan jantung.

Hal itu terungkap dari konferensi pers Polda Metro Jaya, Jumat (5/5/2023). “Senjata ternyata dibeli dari Lampung, dari seseorang yang berinisial H, yang profesinya adalah jual beli airsoft gun dan air gun, ” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Hengki Haryadi, Jumat malam.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Pada kesempatan yang sama Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga menjelaskan bahwa pelaku membeli senjata dari H tersebut melalui perantara dua orang berinisial D dan N.

“Jadi pelaku M menemui saudara D yang berprofesi sebagai polisi kehutanan menanyakan soal senjata yang dijual oleh H,” katanya.

Kemudian saudara D menghubungi temannya N yang berprofesi sebagai guru honorer untuk menanyakan tentang senjata yang dicari oleh pelaku M.

 “Saudara N yang memiliki akses ke H kemudian menghubunginya yang berdomisili di Bandar Lampung yang diketahui menjual senjata air soft gun dan air gun sejak tahun 2012,” kata Indra.

Kemudian pelaku M membayar senilai Rp5,5 juta kepada D dan N untuk kemudian dibelikan senjata dari H.

“Setelah pelaku membayar Rp5,5 juta kepada D dan N, kemudian senjata dikirimkan oleh H kepada keduanya, dan mereka sempat memberitahukan kepada pelaku M cara menggunakan air gun tersebut,” ucap Indra.

Indra menjelaskan pengembangan penyelidikan tentang izin senjata air gun masih akan terus dilakukan oleh Polda Metro Jaya.

“Kami akan terus kembangkan perkara permasalahan jual beli senjata air gun ini sampai dengan yang menerbitkan surat (izin), jadi kita akan cari tahu bagaimana prosedurnya, penerbitan surat-surat senjata yang dimiliki oleh H, ” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan pelaku penembakan kantor MUI menggunakan senjata angin bertekanan tinggi (air gun).

“Untuk senjata yang digunakan dari pemeriksaan itu adalah jenis ‘air gun’. Pistol model Glock 17 dengan kaliber enam mm,” jelas anggota Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri Kombes Pol Ari Kurniawanjati saat konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, senjata itu pelurunya didorong menggunakan gas karbon dioksida (CO2).

Ari menjelaskan senjata tersebut sampai saat ini secara regulasi tidak diizinkan untuk dipergunakan karena sangat berbahaya apabila beredar bebas.

Sementara, Dokter forensik RS Polri Kramat Jati menyebutkan bahwa pelaku tewas karena serangan jantung.

“Jadi, kami dokter forensik menyimpulkan korban mati karena serangan jantung yang diperberat oleh infeksi di paru,” kata Dokter Forensik RS Polri dr. Arfiani saat konferensi pers di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jumat.

Arfiani menjelaskan bahwa pemeriksaan tersebut dilakukan pada tubuh bagian luar dan dalam dan ditemukan luka benda tumpul pada bagian luar.

“Terdapat luka-luka bagian luar tapi tidak mengakibatkan meninggal. Dari pemeriksaan dalam, ada infeksi paru dan ada gambaran serangan jantung,” ucapnya.

Arfiani juga menjelaskan ada luka terbuka dangkal di bibir dan lutut, lecet kecil pipi, tangan kiri, memar di pipi.

 

Sumber: Antara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya