SOLOPOS.COM - Sekretaris Rektor UMS, Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum. (dua dari kiri), bersama Prof. DR. Drs. Sabar Narimo, M.M., M.Pd. (kiri); Prof. Ir. Dr. Waluyo Adi Siswanto, S.T., M.Eng., Ph.D. (dua dari kanan) dan Prof. Dr. Sri Lestari, M.Si,. Psikolog. (kanan), memberikan keterangan dalam jumpa pers di Dapur Solo, kompleks Edutorium UMS, Sabtu (25/11/2023). (Solopos.com/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SUKOHARJO Universitas Muhammdiyah Surakarta (UMS) kembali menambah jumlah Guru Besar. Pada Senin (27/11/2023), UMS mengukuhkan tiga Guru Besar.

Sekretaris Rektor UMS, Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum., menyampaikan ketiga Guru Besar yang akan dikukuhkan tersebut merupakan Guru Besar ke-47, ke-48 dan ke-49.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

“Senin, kami akan mengukuhkan 3 Guru Besar, yang melengkapi jumlah guru besar di UMS yang secara total termasuk tiga tambahan tersebut adalah 49 Guru Besar,” kata dia, dalam keterangan pers di Dapur Solo, kompleks Edutorium UMS, Sabtu (25/11/2023).

Ketiga Guru Besar tersebut di antaranya adalah Prof. DR. Drs. Sabar Narimo, M.M., M.Pd.; Prof. Ir. Dr. Waluyo Adi Siswanto, S.T., M.Eng., Ph.D. dan Prof. Dr. Sri Lestari, M.Si,. Psikolog.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) kenaikan jabatan akademik dosen dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Prof. Sabar ditetapkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Strategi Pembelajaran.

Sedangkan Prof. Waluyo ditetapkan sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Teknik Mesin. Sementara Prof. Sri Lestari, ditetapkan sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Psikologi Umum. Pengukuhan ketiganya digelar pada Senin pagi di Auditorium Mohammad Djazan, Kampus 1 UMS.

Pada pengukuhan nanti, Prof. Sabar, akan menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Culturally Responsive Teaching dalam Pembelajaran Hastalaku Sekolah Adipangastuti.

Disebutkan jika sekolah adipangastuti adalah sebuah sekolah model, yang diprakarsai oleh Solo Bersimfoni (Non Governnent Organization-NGO- mitra pemerintah) yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

Model sekolah tersebut merupakan penguatan profil pelajar Pancasila, yang bergerak sebagai banteng dari maraknya tindakan kekerasan yang terjadi pada anak-anak SMA.

Tindakan-tindakan negatif yang dimaksud adalah seperti bullying, intoleransi, persekusi dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya, sekolah adipangastuti menerapkan hasthalaku atau delapan perilaku mulia.

“Di antaranya ada gotong royong, guyub rukun, grapyak semanak, lembah manah, ewuh pekewuh, pangerten, andhap asor, dan tepa slira,” kata dia.

Sekolah adipangastuti menjadi salah satu dari beberapa model sekolah lainnya. Di antaranya ada sekolah adiwiyata, sekolah inklusi, sekolah sehat, sekolah ramah anak, sekolah alam, sekolah Islam terpadu, sekolah efektif, dan sekolah adipangastuti.

Saat ini sudah ada 14 SMA di Jawa Tengah yang menjadi model sekolah adipangastuti. Di antaranya ada SMA Negeri 1 Surakarta, SMA Negeri 6 Surakarta, SMA Negeri 7 Surakarta, SMA Negeri 2 Boyolali, SMA Negeri 1 Mojolaban Sukoharjo, SMA Negeri 1 Karanganyar, SMA Negeri 3 Sragen, SMA Negeri 1 Sumberlawang, dan lainnya.

Dia mengatakan dengan hasthalaku, diharapkan bisa mengikis gejala-gejala negatif yang muncul di sekolah.

Sedangkan Culturally Responsive Teaching (CRT) merupakan sebuah strategi pembelajaran yang yang menekankan pentingnya mengakui, menghormati, dan memahami keberagaman budaya yang ada di dalam kelas dalam konteks pendidikan modern.

Prof. Sabar menyampaikan, dalam konteks sekolah adipangastuti, CRT dapat diartikulasikan melalui pengintegrasian nilai hasthalaku ke dalam strategi pembelajaran yang responsif secara budaya.

Sedikit berkaitan, Prof. Sri Lestari akan menyampaikan pidato dengan judul Revitalisasi Keberfungsian Keluarga Melalui Transmisi Nilai untuk Mewujudkan Generasi yang Sejahtera dan Empatik.

Dari sisi psikologi keluarga, dia menyebut pentingnya keberfungsian keluarga dalam kasus-kasus yang sering muncul. Di antaranya ada kekerasan, perundungan, bunuh diri, dan sebagainya.

Ketika di lapangan masih banyak muncul kasus-kasus tersebut, maka menurutnya keluarga belum berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya. Disebutkan, salah satu fungsi dari keluarga adalah mendidik generasi agar memiliki karakter-karakter positif.

Mendidik generasi agar memiliki kemampuan yang berkembang sesuai potensi yang dimiliki. “Saya lihat ini hal yang penting untuk memfungsikan kembali peran keluarga ini,” kata dia.

Fungsi keluarga sebenarnya banyak, namun dalam hal ini dia hanya mengambil mengenai transmisi nilai. Dimana nilai tersebut menjadi pondasi pembentukan karakter generasi selanjutnya. Nilai-nilai penting yang dibutuhkan adalah nilai-nilai positif, seperti nilai-nilai agama, kejujuran, kerukunan, kepedulian dan lainnya.

Sementara Prof. Waluyo, nantinya akan menyampaikan pidato mengenai Teknologi Simulasi dan Optimisasi untuk Meningkatkan Kualitas Produk Manufacturing. Pakar teknik mesin, dalam hal ini adalah komputasi mekanika, tersebut menyampaikan peran teknologi simulasi dan optimisasi tersebut sangat diperlukan dalam industri manufaktur. Sebab dengan proses produksi yang tepat dan efisien, akan menghemat biaya produksi dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

“Akan mengurangi biaya produksi dan biaya simulasinya, sebab produk itu akan diproduksi dulu secara virtual. Kalau memang menghasilkan produk yang baik, maka akan dilanjutkan ke proses produksi. Kalau belum baik, bisa diulangi lagi, sampai dirasa memuaskan atau memenuhi kriteria,” kata dia.

Dia mencontohkan dalam produksi mobil. Ketika mencetak plat logam, saat cetakannya dibuat sesuai bentuk yang diinginkan, maka saat cetakan itu dilepas, hasil cetakannya tidak akan sesuai dengan yang diinginkan.



Hal itu terjadi karena ada sifat elastic dari logam. Untuk itu perlu dibuat cetakan yang bentuknya berbeda dari hasil yang diinginkan, namun bisa menghasilkan bentuk yang diinginkan.

Di situlah peran dari simulasi dan optimisasi. Perlu desain cetakan khusus sehingga hasilnya sesuai. “Dalam proses desain inilah perlu simulasi, dicoba dan lainnya,” kata dia.

Dia mengatakan untuk saat ini sebenarnya teknologi tersebut sudah diterapkan di beberapa perusahaan. Namun belum semua Perusahaan menerapkannya. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan sumber daya, teknologi dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya