SOLOPOS.COM - Een Sukaesih Semasa Hidup (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyampaikan rasa duka cita atas meninggalnya salah satu pejuang pendidikan, Een Sukaesih.

“Innalillahi wa innailaihi rajiun turut berduka cita atas meninggalnya Ibu Een Sukaesih. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT,” kata Yudhoyono dalam akun Twitternya @SBYudhoyono yang dikutip Antara, Sabtu (13/12/2014).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Menurut SBY, Een adalah pelopor rumah pintar Al-Barokah yang telah berjasa memajukan pendidikan Indonesia.

Saat masih menjadi Presiden, SBY pernah menjenguk Een di tempat tinggalnya di Dusun Batu Karut, Cibeureum Wetan, Cimalaka, Sumedang.

SBY juga pernah mengundang Een untuk berkunjung ke Istana Negara pada pertengahan 2013.

Een menghembuskan napas terakhir di RSUD Sumedang ada pukul 15.20 WIB, Jumat (12/12/2014). Ia dirawat hampir sepekan karena tak ada asup makanan yg masuk ke dalam tubuhnya. Ia muntah terus menerus.

Semasa hidupnya, Een Sukaesih yang tubuhnya hampir lumpuh total telah 28 tahun mengajar tanpa memungut biaya.

Pada bagian lain, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) melepas jenazah Een ke peristirahatan terakhir. Bersama Bupati Sumedang Ade Irawan, Aher menggotong sendiri keranda jenazah saat akan dibawa ke masjid untuk disalatkan.

“Telah berpulang sosok yang dicintai murid-muridnya, yang dicintai keluarganya, yang dicintai kita semua. Dari rakyat kecil hingga presiden. Kita tahu sepak terjangnya saat beliau masih hidup, dedikasinya demi kemajuan anak-anak bangsa,” ujar Aher saat memberikan sambutan di rumah duka, Sabtu.

Aher mengaku salut dengan sosok Een. “Tidak berlebihan bila kita mengatakan beliau guru qolbu. Meski fisiknya sakit, tapi nuraninya sehat. Sehingga ia bisa berbuat banyak bagi kemajuan anak bangsa,” ujar Aher dilansir Detik.

Ia berjanji akan meneruskan cita-cita Bu Een yaitu membereskan pembangunan rumah pintar yang sebentar lagi beres. “Mudah-mudahan rumah pendidikan yang berbasis kasih sayang bisa menghasilkan ratusan hingga ribuan Bu Een,” ujar Aher.

Hal yang sama dikatakan Bupati Sumedang Ade Irawan. Ia berjanji akan membereskan pembangunan rumah pintar.

Selanjutnya untuk menghormati jasa Een, Aher dan Ade yang menggotonng kerandanya menuju masjid. Setelah hampir 100 meter baru diganti. Jenazah Een dibawa ke masjid yang jaraknya sekitar 400 meter dari rumahnya.

Aher pun menjadi imam. Ratusan pelayat menjadi makmum di belakangnya. Een akan dimakamkan di TPU Lio, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah duka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya