Solopos.com, SURABAYA — Guru besar emeritus Universitas Airlangga Surabaya yang juga pejuang HAM, Prof. Soetandyo Wignjosoebroto, 81, meninggal dunia di RS St. Elisabeth Semarang, Senin (2/9) pukul 07.10 WIB karena serangan stroke. “Dalam enam tahun terakhir, kakak saya memang wira-wiri [pulang-pergi] Surabaya-Semarang karena beliau mengajar di Undip,” kata adik kandung almarhum, Sritomo Wignjosoebroto, di rumah duka Jl. Dharmawangsa 3, Surabaya.
Soetandyo pernah menjadi anggota Komnas HAM 1993-2002 dan menerima Yap Thiam Hien Award (2011). Dia dikenal sebagai sosiolog hukum dan mengajarkan pentingnya hukum dari sisi keadilan atau bukan hukum secara yuridis formal. “Senin (2/9) siang, jenazah almarhum dibawa ke Surabaya lewat jalur darat,” kata Sritomo.
Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya
Almarhum yang lahir di Madiun pada 19 November 1932, meninggalkan tiga putri dan lima cucu. Istrinya Ny Asmaningsih meninggal dunia pada 2005.