SOLOPOS.COM - TAHUN BARU -- Kepadatan lalu lintas terlihat di salah satu sudut Kota Solo saat malam Tahun Baru yang lalu. Rencana Pemkot Solo untuk memberlakukan car free night di Jalan Slamet Riyadi saat malam Tahun Baru masih menimbulkan kontroversi terkait banyak hal. (JIBI/SOLOPOS/dok)

TAHUN BARU -- Kepadatan lalu lintas terlihat di salah satu sudut Kota Solo saat malam Tahun Baru yang lalu. Rencana Pemkot Solo untuk memberlakukan car free night di Jalan Slamet Riyadi saat malam Tahun Baru masih menimbulkan kontroversi terkait banyak hal. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Para pebisnis seperti hotel dan restoran yang ada di sepanjang Jl Slamet Riyadi Solo mengaku keberatan dengan rencana penyelenggaraan car free night (CFN) pada Sabtu (31/12/2011) bertepatan dengan malam Tahun Baru.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Keberatan ini banyak disampaikan saat Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo menyelenggarakan rapat perdana penyelenggaraan CFN di kantor dinas setempat bersama sejumlah pemangku kepentingan, Jumat (9/12/2011). Pemkot sendiri juga belum memiliki konsep CFN yang matang. Dan rencananya, CFN tidak hanya digelar dari sepanjang Purwosari sampai Gladak melainkan sampai depan Balaikota Solo.

Public Relations Manager Hotel Best Western Premier Hotel, Dyah Listiyarini, mengaku terkejut dengan agenda CFN yang belum pernah diinformasikan sebelumnya. Pihaknya mengaku keberatan karena di hotel juga ada acara. “Tamu hotel saat malam Tahun Baru akan terus datang dan keluar selama 24 jam. Keberatan ini kami sampaikan karena akses menuju hotel kami tertutup total, baik dari Slamet Riyadi maupun dari Gladak. Kalaupun harus menggunakan jalur lambat melalui jalan gang, itu juga sangat tidak mungkin karena pasti banyak pedagang yang akan jualan di jalur lambat itu,” kata Dyah di sela-sela pertemuan.

Pada kesempatan itu, Kepala Disbudpar Solo, Widdie Srihanto, menyampaikan agenda CFN ini harus tetap jalan, tanpa mengganggu kepentingan pihak terkait di sepanjang Jl Slamet Riyadi. “Tapi, memang perlu ada yang ngalah dan akan dicarikan solusi yang terbaik agar dua kepentingan itu tetap berjalan,” kata Widdie.

Keberatan juga disampaikan General Manager Grand Orchid Hotel, MSU Adjie, yang juga bertanggung jawab terhadap acara di Diamond Hotel & Restaurant. Diamond sendiri berencana merayakan Tahun Baru dengan mendatangkan artis Geisha dan Project Pop. “Terkait dengan agenda kedatangan tamu hotel, kami ingin pemerintah memberikan solusi karena jika ada event jalan kampung pun sudah ditutup portal,” kata Adjie.

Sementara pengelola Hotel Solo Inn justru sudah membatalkan acara malam Tahun Baru setelah Pemkot memastikan rencana penyelenggaraan CFN. “Begitu tahu ada CFN, kami tidak jadi buat event saat malam Tahun Baru,” kata General Manager Solo Inn, Tri Pamudji.

Keberatan juga muncul saat penyelenggara CFN berencana menutup Jl Slamet Riyadi sejak pukul 18.00 WIB. Padahal, dalam kondisi tidak ditutup, Jl Slamet Riyadi setiap malam Tahun Baru selalu padat kendaraan. Ratusan ribu motor dari berbagai daerah masuk ke Solo. Pemkot belum punya gambaran di mana akan menampung ribuan motor yang masuk ke Solo.

Sebagai gambaran saja, CFN itu nanti akan diisi dengan 11 panggung hiburan yang dibangun di sepanjang jalan, super bazaar dan karnaval budaya. “Teknis penutupan jalan ini masih akan dibahas lebih lanjut dalam rapat khusus Dinas Perhubungan (Dishub) dan pihak kepolisian. Yang jelas, kami ingin CFN jalan tapi tidak menggnggu agenda kalangan bisnis,” tambah Widdie.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya