Jakarta–Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk penyerangan tentara Israel pada tim relawan kemanusiaan yang masuk ke jalur Gaza. Tindakan itu dinilai mengabaikan prinsip-prinsip hubungan internasional.
Hal tersebt seperti yang disampaikan Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Slamet Effendy Yusuf, Selasa (1/6). “Kami mengutuk penyerangan itu,” katanya.
Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak
Sekitar 500 relawan dari 30 negara bergabung dalam misi kemanusiaan untuk Palestina. Kapal Mavi Marmara yang membawa sukarelawan dari berbagai negara untuk misi kemanusiaan ke Gaza diserang tentara Israel saat menembus blokade, Senin (31/5) kemarin. Sejumlah warga negara Indonesia ikut dalam rombongan itu.
Israel, kata Slamet, seharusnya mencari tahu kebenaran rombongan misi kemanusiaan tersebut sebelum menyerang. Apalagi, kapal yang mengangkut ratusan relawan itu membawa makanan dan obat-obatan. “Lihat dulu, itu misi kemanusiaan atau membawa hal-hal berbahaya,” katanya.
Menurut dia, Perserikatan Bangsa-bangsa perlu mengkaji blokade yang dilakukan Israel di Gaza. Akses penduduk untuk memperoleh makanan dan obat-obatan sangat terbatas. Sejumlah penduduk Palestina membuat terowongan bawah tanah sebagai akses keluar-masuk wilayah. “Penduduk di sana kehilangan hak memperoleh makanan dan pelayanan kesehatan,” ujarnya.
tempointeraktif/ tiw