SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gaza–Pasukan dan tank-tank Israel meninggalkan Jalur Gaza, Sabtu, kata para saksi mata mengakhiri penyerbuan ke daerah yang dikuasai Hamas yang dilakukan setelah perang paling berdarah dalam 14 bulan, menewaskan dua tentara negara Yahudi itu dan paling tidak seorang warga Palestina.

Aksi kekerasan itu menekankan kebuntuan dalam perundingan-perundingan yang ditengahi Amerika Serikat antara Israel dan Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang strategi perdamaiannya dilemahkan oleh sikap permusuhan Hamas serta pembangunan permukiman Israel di daerah yang diduduki.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Kebuntuan itu memicu serangan-serangan roket dari Gaza bulan ini yang menimbulkan tindakan balasan serangan udara Israel.

Pada hari Jumat para pejuang Palestina menyerang dua tentara Israel yang menurut militer  memasuki perbatasan untuk menjinakkan ranjau. Dua personil infrantri tewas dan dua lainnya cedera.

Serangan itu, yang menurut Israel mereka membunuh dua pejuang Palestina– adalah  terburuk sejak perang tiga minggu di Gaza awal tahun 2009 Sekitar 1.400 warga Palestina,sebagian besar sipil dan 13  warga Israel, sebagian besar tentara tewas dalam konflik itu.

Hamas mengumumknan bahwa pasukannya ikut serta dalam bentrokan senjata di perbatasan tiu, menyebut tindakan mereka itu untuk membela diri. Tndakan itu menimbulkan ancaman akas balasan dari Israel.

“Kami menganggap kelompok-kelompok (Palestina) yang membangkang  melakukan penembakan, dan Hamas berusaha  menenangkan situasi itu. Mungkin karena pengawasannya longgar,” kata Menteri Pertahanan Ehud Barak kepada televisi Israel, Jumat.

Israel menduduki Gaza, bersama dengan Tepi Barat dan Jerusalem Timur  dalam perang tahun 1967. Negara Yahudi itu secara sepihak mundur dari Gaza  tahun 2005  tetapi memperluas  permukiman-permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, Palestina ingin mendirikan sebuah negara meliputi seluruh wilayah itu.

Menentang tekanan AS dalam apa pihak yang disebut pengamat satu pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama  di Washington pekan ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu  mengatakan Israel tidak akan menghentikan pembangunan  permukiman di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.

Netanyahu berusaha mencari jalan keluar konflik itu , tetapi satu  pertemuan para anggota kabinetnya untuk membicarakan tindakan membangun kepercayaan  berakhir tanpa ada terobosan.

Kebijakan pembangunan Israel di Jerusalem tetap sama dalam 42 tahun dan tidak akan berubah,” kata juru bicara itu  Nir Hefez.

Empat warga Palestina tewas dalam bentrokan di Tepi Barat dengan pasukan Israel buan ini. Obama  mendesak Israel menghentikan pembangunan permukiman di Jeruslem Timur. Satu masalah yang menimbulkan perpecahan baru  ketika rencana untuk membangun 1.600 rumah baru diumumkan saat Wakil Presiden AS Joe Biden  mengunjungi Israel utuk mendesak dilakukan perundingan dengan Paletina.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya