Pasokan Sapi Minim, Dispertan Solo Klaim Tak Ada Gejolak Pasar

Ilustrasi (Foto: Dokumentasi)

SOLO—Pedagang daging sapi di Kota Solo mengaku terjadi penurunan pasokan hingga 50% karena sulitnya mendapatkan pasokan sapi. Penurunan pasokan tersebut menyebabkan harga daging sapi melambung menjadi Rp75.000 dari sebelumnya Rp60.000.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Kendati demikian, Kepala UPTD Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo, Tri Ananto, Senin (19/11/2012), menyampaikan penurunan pasokan sapi di Kota Solo tidak menimbulkan gejolak di pasar karena saat ini permintaan daging sapi sedang menurun.

Saat ini, kata dia, jumlah sapi yang dipotong di RPH masih berkisar 11 ekor per hari. “Ini acuan normal kami. Kalaupun pasokan turun, paling hanya jadi tujuh ekor per hari. Tapi kami berusaha untuk memenuhi konsumsi daging masyarakat,” kata Tri.

Tri mengatakan, 11 ekor sapi yang dipotong itu bisa memproduksi sekitar 3,3 ton daging sapi. “Ini kebutuhan untuk depot daging sapi. Perusahaan abon bisa cari daging di manapun, sementara daging sapi yang beredar di pasaran kebanyakan ambil dari Boyolali dan daerah sekitar Soloraya yang rata-rata mencapai 700 kilogram hingga 900 kilogram per hari.”

Soal harga, Tri juga mengakui ada kenaikan. Harga daging dari RPH naik dari kisaran Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram menjadi Rp75.000 hingga Rp80.000 per kilogram. “Saat ini, saat permintaan turun pun harga belum mau turun, karena ada kelangkaan sapi di daerah.”

Kepala Dispertan Solo, Weni Ekayanti, menyampaikan meski ada kelangkaan sapi di daerah, tapi para pengusaha daging sapi di Solo masih diupayakan untuk memotong sapi jantan. “Tapi, kondisi di pasar Solo masih normal, kebutuhan masyarakat masih bisa terpenuhi, meski harganya sedikit mengalami kenaikan.”