Solo (Espos)--Kementrian Perdagangan RI mengklaim selama enam bulan diberlakukannya perdagangan bebas ASEAN China Free Trade Area (ACFTA), justru memberi dampak positif terhadap kinerja ekspor impor Indonesia.
Demikian disampaikan Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan RI, Albert Yusuf Tobogu, saat ditemui wartawan di sela-sela Pertemuan Teknis Kebijakan Ekspor Komoditi Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), di KSPH Solo, Rabu (14/7).
Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS
Ia mengatakan, neraca perdagangan Indonesia Januari-Mei tahun ini mengalami surplus US$8,9 miliar, yang terdiri dari nonmigas surplus US$8,5 miliar dan migas surplus US$0,4 miliae. Selama periode itu, meningkat 22% atau US$1,6 miliar jika dibanding periode yang sama tahun 2009. “Selain itu, komposisi impor di tahun 2010 bergeser dengan semakin besarnya persentase impor barang modal yang meningkat tajam sejalan dengan meningkatnya realisasi nilai investasi,” tutur Albert.
Kondisi perdagangan Indonesia, lanjutnya, diklaim membaik setelah mengalami kontraksi di tahun 2009. Di bulan Mei lalu, neraca perdagangan mengalami surplus US$2,5 miliar, atau angka tertinggi selama tahun 2010.
haw