SOLOPOS.COM - Pengunjung mengamati berbagai produk perumahaan yang ditawarkan saat Real Estate Indonesia (REI) Expo bertema Go Green Property di Solo Paragon Mall, Solo, Rabu (8/5/2013). Pameran yang digelar hingga Minggu (19/5/2013) mendatang itu menargetkan transaksi hingga Rp150 miliar. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Pengunjung mengamati berbagai produk perumahaan yang ditawarkan saat Real Estate Indonesia (REI) Expo bertema Go Green Property di Solo Paragon Mall, Solo, Rabu (8/5/2013). Pameran yang digelar hingga Minggu (19/5/2013) mendatang itu menargetkan transaksi hingga Rp150 miliar. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Pasar proprerti di Kota Solo diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat mencapai 30 persen pada 2013 ini.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Ketua Real Estate Indonesia (REI) Solo, Yulianto W Kusumo, menyampaikan di triwulan I-2013 saja sektor ini sudah mengalami pertumbuhan sekitar 20%, khususnya secara nilai. Padahal, di triwulan I ada dua bulan pertama yang dinilai menjadi masa low season bagi sektor properti.

Dari data kredit pemilikan rumah (KPR) yang dirilis Bank Indonesia (BI), nilai KPR yang sudah disalurkan bank umum sepanjang triwulan I mencapai nilai Rp3,4 triliun, tumbuh 21,44% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,8 triliun.

“Mengutip perkataan orang-orang Jakarta, Solo saat ini telah menjadi kota terseksi nomor satu di Indonesia, khususnya untuk investasi. Semua sektor, mulai dari pariwisata, ritel, properti saling mendongkrak. Banyak ritel dan consumer good yang masuk di Solo menjadi tanda perekonomian di Solo sangat bagus,” kata Yulianto, di sela-sela pembukaan REI Mega Expo Go Green Property, yang di selenggarakan di Solo Paragon Lifestyle Mall, Rabu (8/5).

Di sektor properti, kata Yulianto, pengembang pun mulai berbenah mengikuti irama perkembangan zaman dengan mulai menerapkan konsep perumahan go green. “Dengan permintaan produk properti yang semakin tinggi, pengembang tidak hanya lantas berjualan tanah saja, tetapi sudah mulai berjualan konsep.”

Yulianto mengakui konsep rumah go green secara menyeluruh memang masih sangat minim di Solo. “Satu-satunya bangunan go green yang ada di Solo baru gedung BI.” Konsep go green yang saat ini ditawarkan dimulai dari pemakaian beberapa material baru yang dinilai lebih ramah lingkungan. “Seperti pemakaian batu bata dikurangi, kayu diganti alumunimium dengan model kayu, lampu yang hemat energi, dan pemakaian rangka atap baja,” kata Yulianto.

Wakil Ketua REI Jateng, Adib Ajiputra, juga menyampaikan bahwa di mata REI Jateng, Solo mencatat pertumbuhan sektor properti yang jauh lebih besar dari Jogja dan Semarang. Tidak hanya dari perumahan dan hotel saja, saat ini mulai muncul kawasan industri skala besar di Solo dan sekitarnya, yang memberi dampak langsung terhadap peningkatan kebutuhan properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya