SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang–Tim dokter RSUP dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah, terus melakukan pemeriksaan paru-paru Bilqis Anindya Passa, bayi di bawah lima tahun (Balita) penderita Atresia Bilier secara lebih intensif.

“Kami melakukannya untuk mengetahui kesiapan Bilqis untuk menjalani operasi yang akan membutuhkan waktu lama,” kata penggagas tim cangkok hati Prof dr Soemantri di Semarang, Selasa (23/2).

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Menurut dia, pemeriksaan paru-paru tersebut sangat penting, mengingat pasien nantinya harus dibius, sehingga seberapa kuat paru-paru menjalani operasi yang lama harus diperhitungkan.

“Semua persiapan terkait operasi cangkok hati yang akan dilakukan dipersiapkan dengan rinci, namun waktu operasi tersebut sampai saat ini memang belum dapat dipastikan,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan darah Bilqis dan ibunya, Dewi Farida, 37, terkait kandungan Epstein-Barr virus (EBV) dari Amerika Serikat dan Singapura.

“Sampai saat ini hasilnya belum diketahui, saya tadi juga sudah mengkonfirmasi lewat telepon terkait sampel yang dikirim ke Singapura, namun belum ada hasilnya, semoga hasilnya baik,” kata pakar darah tersebut.

Berkaitan dengan kondisi Bilqis, ia mengatakan, berat badan Bilqis sudah mencapai 8,8 kilogram, namun diperkirakan termasuk kandungan cairan yang terdapat dalam tubuh Bilqis.

Asupan makanan untuk Bilqis, kata dia, sampai saat ini masih diberikan dalam bentuk cairan, namun asupan tersebut diutamakan yang banyak mengandung glutamin, elektrolit, garam, dan protein.

“Kami juga melakukan pendekatan secara psikologis untuk mengetahui kondisi psikologis Bilqis dalam menjalani perawatan, misalnya terkait apa kesenangannya, makanan kesukaan, dan daya tahannya menjalani operasi,” katanya.

Menurut dia, usia Bilqis untuk menjalani operasi cangkok hati saat ini tergolong tepat, sebab jika dilakukan untuk anak usia 2,5 tahun peluangnya hidupnya hanya sekitar lima persen.

“Jika umurnya 2,5 tahun peluang hidupnya tinggal lima persen dengan dampak fisik dan kemampuan otak menurun, kalau umur lima atau tujuh tahun akan lebih sulit lagi, peluangnya akan sangat berkurang,” kata Soemantri.

Sementara itu, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar yang menjenguk Bilqis, Selasa (23/2), terlihat memberikan dukungan pada keluarga agar operasi berjalan lancar.

“Program-program pemerintah sangat banyak sekali untuk membantu masalah-masalah seperti ini, namun action dari pemerintah daerah dan masyarakat juga tetap diperlukan,” kata Linda.

Ant/rei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya