SOLOPOS.COM - Kereta uap wisata menjalani rute Ambarawa-Tuntang, Senin (6/7/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Pariwisata Solo, bisnis tour and travel mengalami kelesuan akibat kondisi ekonomi yang belum pulih.

Solopos.com, SOLO–Pengguna jasa tour and travel untuk mengisi waktu libur panjang akhir tahun pada tahun ini turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini karena dipengaruhi kondisi ekonomi yang belum pulih, dolar yang fluktuatif, dan cuaca.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Owner Batari Tour and Travel, Mirza Ananda, mengatakan kondisi tahun ini tidak seperti sebelumnya yang ramai baik dari pelanggan keluarga maupun grup. Dia mengatakan penurunan ini sekitar 20%-30% karena dari biasanya bisa naik 70% dari bulan biasanya, saat ini hanya naik 40%-50%.

Dia mengungkapkan permintaan untuk pariwisata di dalam negeri maupun luar negeri hampir sama. Dia mengatakan lokasi wisata yang paling banyak diminati adalah Jepang, Singapura, dan Kuala Lumpur. Sedangkan untuk di dalam negeri adalah Bali serta Lombok.

“Pemesanan perjalanan saat libur akhir tahun sudah dilakukan pada September dan paling banyak di akhir November. Kalau pesanan itu biasanya sejak jauh hari, kalau mendekati liburan, misalpun ada penambahan tidak banyak,” ungkap Mirza saat ditemui wartawan, Kamis (10/12/2015).

Dia mengatakan minat masyarakat untuk berlibur di dalam negeri dan ke luar negeri hampir sama. Hingga saat ini sudah ada 10 pesanan untuk grup sedangkan keluarga sudah ada 50 pesanan.

Dia menyampaikan tarif untuk domestik dimulai dari harga Rp2,7 juta sedangkan luar negeri dimulai dari Rp5 juta.

“Tahun ini memang berat untuk bisnis travel agent sehingga kami mengadakan promo berupa diskon 10% untuk pemesanan minimal dua bulan sebelumnya,” kata dia.

Manager Operasional Rosalia Indah Tour and Travel, F.R. Satna Dintha K., mengatakan pemesanan perjalanan liburan akhir tahun mulai ramai pada akhir November dengan tujuan Singapura dan Thailand untuk ke luar negeri. Lokasi wisata dalam negeri yang paling diminati masih Bali, Lombok, dan Malang. Namun dia juga menawarkan wisata ke Dieng.

Dia menyampaikan harga yang ditawarkan bermacam, tergantung tujuan dan jumlah peserta karena semakin banyak, biaya semakin ringan.

Dia menjelaskan untuk grup liburan ke Singapura mulai dari Rp2 juta tapi kalau di dalam negeri mulai dari Rp1,25 juta ke Dieng sedangkan ke Bali dan Lombok masing-masing Rp1,5 juta serta Rp1,6 juta.

Meski penjualan turun jika dibandingkan dengan tahun lalu tapi kalau saat peak season, penurunan tidak terlalu banyak. Dia pun mengaku optimistis akhir tahun bisa mencapai target memberangkatkan 10 grup.

Sepinya berwisata juga dirasakan untuk penyewaan kereta uap Jaladara. Koordinator Tourist Information Center (TIC) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Patric Orlando, mengatakan hingga kini belum ada pemesanan untuk libur Natal dan Tahun Baru. Menurut dia, tahun ini lebih sepi jika dibandingkan tahun sebelumnya dan kondisi ini sudah terasa sejak libur Lebaran lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya