SOLOPOS.COM - Rambu petunjuk arah di Ngarsapura, Rabu (8/10/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Pariwisata Solo, investor pariwisata untuk mendongkrak pariwisata Solo yang stagnan.

Solopos.com, SOLO–Investor di bidang pariwisata harus dihadirkan untuk meningkatkan pariwisata di Kota Bengawan. Hal ini karena destinasi wisata Solo mengalami stagnasi sehingga sulit untuk menggenjot pertumbuhan wisatawan secara signifikan.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, mengatakan investor pariwisata sulit masuk ke Solo karena belum adanya kepastian usaha, seperti kepastian harga lahan, pemberian insentif, keamanan, dan lainnya.
Menurut dia, adanya kendala ini karena pariwisata belum menjadi agenda penting. Padahal pariwisata yang tumbuh dengan baik mampu membantu penengembangan ekonomi daerah sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pemerintah daerah di Soloraya harus berkonsolidasi dengan membuat blueprint pengembangan pariwisata, seperti Malang Raya yang saat ini bisa tumbuh dengan baik karena pariwisata. Tidak ada lagi ego sentris,” kata Daryono saat ditemui wartawan, Selasa (22/12/2015).

Dia mengatakan tidak bisa dimungkiri Solo merupakan daya tarik wisatawan untuk datang. Namun ketika tiba di Solo, wisatawan juga berkunjung ke Karanganyar dan Boyolali untuk wisata alam. Dia menyampaikan pertumbuhan wisatawan asing lebih terbuka dengan kebijakan membebaskan visa bagi wisatawan dari 90 negara.

Dia mengungkapkan hal tersebut belum berdampak langsung di tahun ini karena kebijakan tersebut baru dilakukan pada 2015. Namun di akhir 2016 atau awal 2017 dinilai akan cukup membantu mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) karena perencanaan berwisata dilakukan setahun sebelumnya.

Daryono juga mengapresiasi kebijakan pemerintah pusat yang meningkatkan dana promosi menjadi Rp6 triliun. Menurut dia, dana tersebut bisa dimanfaatkan daerah untuk membantu promosi pariwisata atau mengadakan kegiatan pariwisata. Selain itu, penyerapan anggaran diharapkan bisa dilakukan lebih cepat mengingat tahun ini penyerapan anggaran pemerintah baru sekitar 30% hingga September. Diharapkan pada triwulan pertama ada penyerapan anggaran daerah hingga 25%.

“Akses ke Solo semakin terbuka dengan Lion Air menjadikan Solo sebagai hub [penghubung] ke Indonesia bagian timur, masyarakat dari berbagai kota bisa lebih mudah ke Solo. Peluang ini harus ditangkap untuk mengembangkan pariwisata,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya