SOLOPOS.COM - Prof. Dr. Mukti Ali, M.Hum

Solopos.com, SALATIGA – Lintasan perubahan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga ke status universitas adalah lebih dari sekadar perubahan nama; itu adalah revolusi luar biasa dalam paradigma keilmuan dan aset berharga kampus. Sebagai seorang guru besar di UIN Salatiga, saya memiliki kehormatan untuk membuka pintu gerbang perubahan dan menyusuri metamorfosis menarik dalam cara kampus ini memandang ilmu pengetahuan.

Menurut Thomas Kuhn, paradigma keilmuan dapat dipergunakan sebagai landasan keyakinan yang membimbing praktik dan evolusi ilmu pengetahuan dan itu memainkan peran sentral dalam membentuk cara pandang ilmuwan terhadap dunia. Dua paradigma utama yang merangkum pendekatan-pendekatan berbeda adalah paradigma positivisme (kuantitaf) dan anti positivisme (kualitatif).

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Paradigma kuantitatif menekankan pada pengukuran dan analisis data kuantitatif untuk menghasilkan pengetahuan, sedangkan paradigma kualitatif fokus pada pemahaman dan interpretasi terhadap subyek penelitian. Beberapa contoh epistem paradigma keilmuan mencakup rasionalisme yang meyakini bahwa pengetahuan berasal dari akal dan logika, empirisme yang menekankan pengalaman dan pengamatan sebagai sumber pengetahuan, dan interpretivisme yang memandang pengetahuan sebagai hasil dari pemahaman dan interpretasi fenomena sosial.

Manfaat paradigma keilmuan tidak hanya terletak pada memberikan landasan bagi penelitian, tetapi juga dalam membantu ilmuwan memahami dunia secara lebih menyeluruh untuk mengembangkan teori dan metode baru, serta memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antar ilmuwan.

Dalam perpektif saya, UIN Salatiga memilih untuk merangkul paradigma keilmuan yang dinamis, dengan memanfaatkan pendekatan yang saya sebut interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner. Ini bukan sekadar menunjukkan semangat untuk menyingkirkan batasan-batasan tradisional antar disiplin ilmu, tetapi juga menciptakan ruang kolaborasi dan inovasi yang menggelora. Di kampus ini, pengetahuan bukanlah monopoli satu bidang studi, melainkan harmoni berbagai disiplin ilmu yang bersatu untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif.

Pendekatan interdisipliner di UIN Salatiga membuka horison perspektif dan memperkaya pemahaman mahasiswa. Sementara pendekatan multidisipliner memicu kerja sama dinamis antar bidang, membentuk pemahaman yang lebih holistik. Langkah lebih jauh melibatkan pendekatan transdisipliner, di mana UIN Salatiga tidak hanya memecahkan batas-batas ilmu konvensional, tetapi juga merangsang inovasi dalam menanggapi tantangan kompleks di dunia global.

UIN Salatiga bukan hanya mengubah identitas namanya, tetapi juga membentuk dirinya sebagai pusat pengetahuan yang adiluhung. Paradigma keilmuan menciptakan lingkungan yang memacu eksperimen tanpa batas dan kreativitas yang mengalir tanpa henti. Kampus ini tidak hanya memberikan inspirasi, melainkan juga menawarkan tantangan, menemukan harmoni antara tradisi dan inovasi.

Dengan pemahaman dirinya sebagai lembaga pendidikan yang dinamis, UIN Salatiga memberdayakan generasi mahasiswa untuk melihat masa depan dengan visi yang lebih luas dan pemahaman yang lebih bernas. Evolusi keilmuan di sini bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, melainkan juga tentang menciptakan pikiran inovatif yang siap menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.

Berpegang pada paradigma keilmuan yang dinamis, kampus ini tidak hanya menjadi saksi perkembangan zaman, tetapi juga aktor yang membentuknya dengan keunikan tersendiri. Ikhwal itu  sebagaimana diungkapkan dalam sebuah pepatah bijak, “Pendidikan adalah kunci emas untuk membuka pintu emas.” UIN Salatiga menjadikan kutipan ini sebagai pedoman memandang pendidikan sebagai kunci utama untuk membuka peluang dan potensi yang ada. Kampus ini bukan hanya sekadar tempat pembelajaran, tetapi juga panggung di mana mahasiswa dan para pendidik berkolaborasi untuk menggali pengetahuan dan mengasah kreativitas.

Penulis adalah Guru Besar Komunikasi Budaya UIN Salatiga serta Koordinator Locus Intelektual KAHMI Salatiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya