SOLOPOS.COM - Ilustrasi nakes corona. (Detik.com/Getty Images/iStockphoto)

Solopos.com, JAKARTA — Rencana pemerintah memberikan vaksin dosis ketiga untuk para tenaga kesehatan dianggap langkah yang tepat. Perlu ada perlindungan tambahan bagi garda terdepan penanganan Covid-19 yang masif ini.

Para nakes menjadi kalangan yang paling rentan terpapar Covid-19. Kabar baiknya, vaksin Moderna yang rencananya tiba besok di Indonesia, akan disuntikkan kepada 1,47 tenaga kesehatan sebagai vaksin booster.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi SpOT menyebut jumlah dokter yang meninggal karena Covid-19 kini melonjak nyaris tujuh kali lipat. Tren kematian dokter akibat Covid-19 sempat turun pada Februari lalu dan pada Mei mencatatkan angka terendah.

Namun setelah itu meroket. Hingga memasuki pertengahan Juli 2021 ini sudah ada 458 dokter yang meninggal akibat Covid-19 berdasarkan data tim mitigasi PB IDI.

Baca Juga: Di Sragen, Jenazah Pasien Covid-19 Pun Harus Antre Untuk Pemulasaraan

“Yang perlu menjadi perhatian memang, di bulan Februari itu sudah turun, karena peningkatannya terus terang (terjadi) di bulan Januari,” ungkapnya dalam konferensi pers Lapor Covid-19, Jumat (9/7/2021).

“Januari itu ada 25 (kasus kematian dokter akibat Covid-19], kemudian Februari 31, Maret 16, April 8, Mei 7, langsung naik pada bulan Juni 48, jadi hampir 7 kali lipat, kemudian di bulan Juli saja sudah 35, ini masih tanggal 9 ya,” sambungnya.

Adib menyoroti peningkatan kasus rawat inap dan jumlah kematian nakes yang kemudian berdampak pada pelayanan kesehatan. Meskipun banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 tanpa gejala. Namun, jumlah dokter yang membutuhkan perawatan rupanya jauh lebih tinggi dibandingkan Desember hingga Januari.

Baca Juga: Tegas! Kapolresta Janji Penjarakan Pengganggu Ambulans di Jalan

“Yang menjadi perhatian kita saat ini kondisi yang terjadi banyaknya teman-teman nakes yang dirawat jauh lebih banyak daripada bulan Desember Januari,” tegas dia.

Belum Divaksin

Lonjakan kasus Covid-19 pada nakes juga sempat terjadi di Kudus. Ada 813 nakes terpapar COVID-19 dan sekitar 70 di antaranya adalah dokter. Meski begitu, ada 200-an dokter yang memerlukan perawatan, sementara lainnya menjalani isolasi mandiri.

Lebih jauh Adib mengatakan dari 86 dokter yang meninggal akibat Covid-19 per 24 Juni, 41% di antaranya belum disuntik vaksin Corona.

“Jadi kalau di tanggal 24 Juni itu ada 86 dokter yang meninggal, yang total vaksin lengkap itu 17 orang. Kemudian yang vaksin baru satu dosis empat orang, jadi 24 persen total orang yang sudah divaksin,” sebut Adib.

Baca Juga: Menag Ajak Masyarakat Doa dan Hening Cipta 60 Detik Hari Ini Pukul 10.07 WIB

“Nah menariknya lagi dari data 86 itu, itu ada sekitar 41% memang belum divaksin, memang 35 persennya masih kita cari info lebih lanjut. Memang ini agak mengherankan buat kami juga. Apakah memang ada hal-hal yang membuat mereka tidak bisa divaksin? Apakah ada faktor komorbid atau mungkin pada saat divaksin itu sedang sakit, sehingga data yang kita dapatkan seperti itu,” jelasnya.

Sementara laporan dokter yang meninggal di awal Juni hingga awal Juli belum diketahui apakah didominasi mereka yang sudah vaksin Covid-19.

“Ini lagi kita telusuri di awal juni sampai awal juli, sepertinya sebagian besar sudah divaksin tapi kan kita harus lihat secara objektif. Jadi sementara data yang kita sampaikan seperti itu,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya