Solopos.com, JAKARTA — Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menyebut pertarungan antara Pancasila melawan khilafah di Pemilu 2019 bisa saja terjadi. Pernyataan pertarungan dua ideologi itu sebelumnya diutarakan mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono.
Maruf mengatakan seharusnya Pilpres 2019 sebenarnya menjadi pertarungan antara sesama penganut Pancasila. Namun, Ma’ruf menyebut munculnya pandangan mengenai khilafah di masyarakat karena pendukung ideologi tersebut ada di kubu lawannya atau Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024
“Iya itu kan sebenarnya [penganut] Pancasila sama [penganut] Pancasila saja. Cuman karena pendukung khilafah ada di sebelah sono [BPN Prabowo-Sandiaga], jadi orang mengartikannya seperti itu,” ujar Ma’ruf di JCC, Jakarta Pusat, Jumat (30/3/2019), dilansir Suara.com.
Ketua nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyebut sistem khilafah sebenarnya sudah ditolak secara otomatis dari Indonesia. Menurutnya, sistem pemerintahan Indonesia sudah disepakati adalah republik yang berasaskan Pancasila dan tidak bisa diganggu gugat.
“Iya itu kan sebenarnya Pancasila sama Pancasila saja, cuma karena khilafah ada di sebelah sono jadi orang mengartikannya seperti itu,” kata Ma’ruf.
Sebelumnya, Hendropriyono menyampaikan bahwa Pemilu 2019 adalah pertarungan antara ideologi Pancasila dengan khilafah. Karena itu, Hendro meminta masyarakat harus mulai menentukan pilihan dan memahami calon pemimpin yang akan dipilih pada pemilu tahun ini.