SOLOPOS.COM - Ilustrasi skandal Panama Papers. (Istimewa)

Panama Papers mengguncang dunia dengan terungkapnya nama-nama pesohor dunia yang diduga menyembunyikan kekayaan mereka di perusahaan fiktif.

Solopos.com, WASHINGTON – Pembocoran dokumen rahasia biro hukum Mossack Fonseca di Panama yang lantas terkenal dengan nama Panama Papers belum habis memberikan cerita menarik.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Salah satu kisah yang diungkap di situs Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) adalah bagaimana kalangan intelijen memanfaatkan banyak perusahaan offshore alias perusahaan anonim yang hanya ada di atas kertas untuk menyamarkan berbagai kegiatan.

Selain kegiatan intelijen, banyak pula kegiatan lain yang bersifat pribadi dan hanya menguntungkan orang-orang tertentu saja seperti agen rahasia, bos intelijen atau para politikus dan para rekanan mereka.
Kisahnya pun bisa sama ramainya dengan novel-novel bertema politik atau intelijen.

Salah satunya melibatkan seorang warga AS kelahiran Iran, Farhad Azima. Eksekutif perusahaan persewaan pesawat terbang ini adalah salah satu penyumbang terbesar untuk dua partai politik di AS, Demokrat dan Republik. Namanya muncul di tengah salah satu skandal politik terbesar di AS yang disebut skandal Iran-Contra di masa pemerintahan Presiden Ronald Reagan.

Pada pertengahan 1980-an, sejumlah pejabat senior pemerintahan Reagan mengatur penjualan rahasia persenjataan ke Iran – yang secara teknis bermusuhan dan diembargo oleh AS – sebagai imbalan pembebasan tujuh warga AS yang disandera di negeri itu.

Uang hasil penjualan senjata ini lantas dipakai untuk mendanai kelompok gerilyawan di Nikaragua yang dikenal dengan nama Contra. Pesawat kargo milik perusahaan Azima pun dipakai untuk mengangkut 23 ton peralatan militer ke Iran.

Hal ini dibantah keras oleh Azima sepanjang waktu. “Saya tak ada keterkaitan dengan itu. Saya sudah diselidiki setiap badan penegak hukum di Amerika dan mereka tak menemukan apa pun,” ujar dia.

Namun data di Panama Papers mengungkapkan hal lain. Dokumen ini kembali mengungkap bagaimana realitas aktivitas badan intelijen seperti CIA dan para rekanan mereka yang memanfaatkan perusahaan anonim yang antara lain dibuat berkat jasa Mossack Fonseca untuk menjalankan operasi di seluruh dunia.

Pemeriksaan internal terhadap klien di biro hukum itu pada 2013 menemukan sejumlah artikel media mengenai keterkaitan Azima dengan CIA. Meski biro itu lantas meminta Azima memberikan penjelasan, hal itu tak pernah dipenuhi dan Azima terus saja menjadi klien Mossack Fonseca.

Panama Papers mengungkap pula bahwa klien biro itu dari kalanagan intelijen di antaranya adalah Sheikh Kamal Adham, pemimpin pertama dinas intelijen Arab Saudi. Adham pernah disebut sebagai penghubung utama CIA untuk seluruh Timur Tengah pada 1960-an hingga 1979.

Adham yang memiliki sejumlah perusahaan anonim belakangan tersangkut skandal perbankan di AS. Pejabat intelijen lain adalah Mayjen Ricardo Rubianogroot dari Kolombia yang juga menjadi pemegang saham perusahaan penerbangan dan logistik, serta Brigjen Emmanuel Ndahiro, kepala intelijen pemerintah Presiden Paul Kagame dari Rwanda.

Ada hal menarik lainnya. Anggota staf Mossack Fonseca juga tercatat beberapa kali memberi saran kepada klien mereka soal nama perusahaan fiktif yang akan dibuat. Nama yang disarankan ternyata menggunakan sejumlah judul serial James Bond seperti Goldeneye atau Skyfall.

Ada juga saran nama Universal Exports, yang ternyata mirip dengan nama perusahaan yang biasa dipakai karakter James Bond dalam penyamarannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya