SOLOPOS.COM - Sejumlah petani penolak pabrik semen di Pegunungan Kendeng eks Keresidena Pati beristirahat dengan kaki terpasung semen di Kantor LBH, Jakarta, Sabtu (18/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/M. Agung Rajasa)

Jokowi menyerahkan izin pabrik semen Kendeng ke Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Warga Kendeng pun kecewa.

Solopos.com, JAKARTA — Gunarti, seorang perwakilan petani dari Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, telah bercerita saat mereka bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka membahas sejenak tentang penghentian operasi pabrik semen di kawasan utara Jawa Tengah itu.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Kalau melihat apa yang dikatakan beliau, Pak Jokowi, rasanya saya sudah kehilangan Bapak. Ini benak yang kami rasakan dan saya membawa amanah dari desa, kampung kami, dari Jawa Tengah,” kata Gunarti, seusai bertemu Presiden di Istana Negara, Rabu (22/3/2017).

Gunarti hanya dapat menyampaikan unek-uneknya sebentar kepada Presiden dan memberikan dua tulisan tembang pangkur berbahasa Jawa. Dalam pertemuan yang dilakukan di tengah-tengah kunjungan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ke Istana itu, Gunarti ingin pemerintah pusat dapat membantu orang kecil di daerah.

Mereka khawatir tanah pertaniannya kekeringan air jika Pegunungan Kendeng yang merupakan deretan bukit karst dijadikan lahan pertambangan semen. Jawaban dari Jokowi, ujar Gunarti, adalah mengembalikan keputusan perizinan kepada pemerintah daerah Jawa Tengah.

Menurut dia, masyarakat Pegunungan Kendeng sudah berkali-kali berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Tengah yang dipimpin Ganjar Pranowo agar Pegunungan Kendeng dapat dijaga kelestariannya dari perusakan melalui pencabutan izin pabrik semen. Gunarti bertemu Presiden bersama adiknya yang juga berjuang menjaga kelestarian Pegunungan Kendeng.

Dia menilai sejumlah persawahan dan lingkungan yang berpotensi terkena dampak negatif akibat penambangan semen terdapat di empat kabupaten sekitar Pegunungan Kendeng yaitu Rembang, Pati, Blora dan Grobogan. Para petani Pegunungan Kendeng menuntut pabrik semen untuk menghentikan operasi penambangan menunggu Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

“Jangan semua dihitung dengan materi, dengan uang. Karena gunung itu tidak bisa dibikin oleh manusia. Kita hanya bisa merawat, menjaga, dan menggunakan secukupnya,” ujar Gunarti meneteskan air mata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya