SOLOPOS.COM - Foto yang diduga Ospek ITN Malang yang beredar di jejaring sosial. (voa-islam.com)

Solopos.com, MALANG – Kemah Bakti Desa (KBD), kegiatan mirip Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) Jurusan Planolgi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang diprotes.  Dalam kegiatan itu peserta Ospek diminta memeragakan hubungan intim.

Protes tersebut menyusul tak hanya kekerasan fisik yang diduga menewaskan Fikri Dolasmantya Surya- mahasiswa baru ITN Malang, tapi juga tindak pelecehan seksual yang dialami beberapa mahasiswa.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan (AMAK) menggelar aksi protes, Senin (9/12/2013) siang tadi.

Koordinator Aksi, Lalu Mustaqim mengatakan berdasarkan fakta yang dihimpun mereka, selain tindak kekerasan berupa tendangan, penyiraman air bawang ke wajah, salah satu mahasiswi juga terjadi pelecehan seksual.

“Peserta laki-laki disuruh untuk meragakan hubungan badan sesama laki-laki dan yang perempuan diberi singkong yang dibentuk alat kelamin dan mereka disuruh oral,” akunya.

Tak hanya sampai disitu, lanjut dia, aksi tak manusiawi para panitia ospek itu juga dilakukan dengan hanya memberi dua botol air mineral bagi satu rombongan yang berisi 114 orang selama mengikuti kegiatan.

“Dan itu diduga menyebabkan para peserta dehidrasi. Termasuk korban,” tegasnya.

Kematian Fikri

Mustaqim mengatakan dugaan tak wajar atas kematian Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru jurusan Planologi ITN Malang. Tindak kekerasan yang dialami pemuda berusia 20 tahun itu sangat tidak manusiawi.

Pihaknya juga telah meminta keterangan dari para saksi untuk membuktikan kejadian itu. “Selama dua malam kita datangkan delapan saksi mahasiswa dari jurusan Planologi angkatan 2013,” tutur disela aksi.

Fikri diketahui meninggal dunia pada 9 Oktober 2013 di Pantai Bajul Mati, Kabupaten Malang setelah mengikuti Ospek selama empat hari.

Kasusnya kembali mencuat, saat kasus tersebut kembali ramai di sejumlah media sosial ramai memperbincangkan kejanggalan kematiannya.

Bahkan, sebuah halaman Facebook Fikriku Sayang-Fikriku Malang sudah di-like lebih dari 900 orang sejak muncul beberapa hari lalu.

Halaman grup FB yang dibuat oleh berbagai organisasi daerah (orda) NTB dan Organisasi Ekstra Kampus di Malang ini berisi pernyataan sikap menentang kekerasan dalam ospek dan meminta segera pengusutan kasus kematian Fikri.

AMAK, Sabtu siang tadi, menggelar aksi, menuntut diungkapnya penyebab kematian korban saat mengikuti acara orientasi kampus yang dikemas dalam Kemah Bakti Desa (KBD) di Pantai Goa Cina, Dusun Rowotratih, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, 13 Oktober 2013 lalu.

AMAK menyesalkan rektorat justru tutup mata atas kasus menimpa mahasiswa asal Jalan Sakura IV /17 BTN Sweta Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

“Ada ketidakberesan di pihak kampus, mereka harus bertanggung jawab. Dan membawa kasus ini ke proses hukum,” kata Mustaqim.

Dalam aksinya AMAK menyertakan berbagai poster bertuliskan “Hentikan Tradisi Kekerasan”, “Kematian Karena Kekerasan Ospek”, “Kasus Fikri Hilang Bagaikan Asap”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya