SOLOPOS.COM - Foto yang diduga Ospek ITN Malang yang beredar di jejaring sosial. (voa-islam.com)

Solopos.com, MALANG – Kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) yang menyerupai Ospek ITN Malang diduga menyebabkan satu mahasiswa baru Jurusan Planogi ITN Malang, Fikri Dolasmantya tewas.

Pihak kampus telah menghukum panitia Ospek ITN Malang. Dalam ospek tersebut diduga tak hanya terjadi kekerasan fisik namun juga pelecehan seksual.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengaku sudah memberikan sanksi kepada panitia Kemah Bakti Desa (KBD).

Ada 100 panitia dalam kegiatan itu, 53 sudah kita berikan sanksi. Berupa skors 1 sampai dua semester,” kata Sekretaris Jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN), Arief setiawan dikonfirmasi wartawan, Senin (9/12/2013).

Ia mengungkapkan, sanksi diberlakukan rektorat dari penyelidikan adanya unsur kelalaian dalam kegiatan itu. “Unsur kelalaian, hingga sebabkan kejadian itu. Makanya kita sanksi,” ungkapnya.

Dia menerangkan, kegiatan itu memang memperoleh persetujuan jurusan dan rektorat. Sebab merupakan kegiatan rutin pengenalan dan penggemblengan mental.

“Disitu juga ada perintah jongkok. bukan berjalan jongkok seperti dalam foto yang beredar,” terangnya.

Menurut dia, kelalaian itu berdasarkan, sejumlah mahasiswa baru mengikuti kegiatan jatuh sakit, termasuk korban.

Pembentukkan mental, lanjut dia, diberikan oleh para senior disela kegiatan bakti sosial di lokasi.

“Yang sakit lima orang dan ditandai pita kuning. Mengapa itu tak diperhatikan, menjadi dasar kami panitia lalai dalam kegiatan itu,” tuturnya.

Ia menambahkan, jurusan sebelumnya sudah melakukan survei untuk menentukan lokasi yang dipilih. Sebanyak 40 kepala keluarga tinggal di Desa Dadaprejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, menjadi fokus perhatian.

“Kegiatannya bakti sosial dan diselanya ada pembentukkan mental. Kami (jurusan,red) survei dulu menentukan lokasinya,” imbuhnya.

Arief membantah keras, adanya kekerasan fisik saat pembentukkan mental berjalan. Namun, kegiatan yang dijalani cukup padat, sampai diduga kuat menguras fisik para peserta. Menyangkut Fikri, Arief menegaskan, selama ini tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.

“Ada kegiatan sampai pukul 00.00. Mungkin membuat fisik peserta kelelahan hingga drop,” kilahnya.

Sementara Wakil Rektor III ITN Malang I Wayan Mundra, mengaku sudah menyelesaikan dengan pihak keluarga Fikri Dolasmantya Surya secara kekeluargaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya