SOLOPOS.COM - Foto yang diduga Ospek ITN Malang yang beredar di jejaring sosial. (voa-islam.com)

Solopos.com, MALANG – Kemah Bakti Desa (KBD) kegiatan menyerupai Ospek Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang diprotes, menyusul dugaan tindak kekerasan fisik dan pelecehan seksual.

Pihak Kampus ITN Malang tak menyangkal dengan tudingan tersebut. Pihak kampus juga tengah mendalami foto-foto tindak asusila dan kekerasan fisik yang belakangan ramai beredar di dunia maya.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Sebagaimana ditulis Detik, ITN Malang tak menyangkal adanya dugaan tindak kekerasan dan pelecehan seksual saat KBD 13 Oktober 2013 lalu.

Kekerasan itu diduga menyebabkan tewasnya Fikri Dolas mahasiswa jurusan Planologi asal Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Hasil penyelidikan yang sampai di kami, ada mahasiswa yang tindakannya melampaui batas yang wajar,” kata Wakil Rektor III ITN I Wayan Mundra pascamenemui mahasiswa yang menggelar aksi solidaritas untuk Fikri depan Kampus ITN Malang, Senin (9/12/2013)

Wayan mengaku, bahwa kegiatan Ospek “maut” yang diselenggarakan di pantai Bajul Mati, Kabupaten Malang, itu sudah disetujui oleh pihak jurusan Planologi. Karena kegiatan itu sebagai jalan pengenalan terhadap mahasiswa tahap kedua.

“Dengan maksud agar mereka paham program studi yang mereka tempuh kedepan. Dan kampus aturannya sudah jelas, tidak boleh ada perpeloncoan, namun ternyata faktanya lain,” sesalnya.

Pihaknya mengaku, telah memberikan sanksi terhadap sekitar sepuluh mahasiswa yang diduga melakukan aksi kekerasan.

“Sanksinya tentu sesuai dengan peraturan yang ada di kami, ada yang di skors dan ada yang dihapus mata kuliahnya,” akunya.

Ketika ditanya soal apakah ada pihak kampus ITN saat terjadi ospek?Wayan menuturkan, saat itu tidak ada pihak kampus yang mendampingi. Sehingga tindak kekerasan itu terjadi.

“Soal foto-foto kekerasan, lalu tindakan asusila akan kami lebih perdalam kembali,” sahutnya.

ITN sendiri bersikukuh bahwa sudah ada penyelesaian secara kekeluargaan terhadap keluarga korban. Tapi dia, enggan membeberkan secara jelas.

Dari informasi yang dihimpun Detikcom, ganti rugi berupa uang sudah diberikan ke keluarga korban sebesar Rp 25 juta.

“Kalau masalah itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan maka akan kami tempuh itu. Sekali lagi kami tegaskan bahwa tidak ada tindak pembunuhan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya